Pemerintah: Ford Cuma Jualan, Tak Pengaruhi Industri Otomotif

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 26 Januari 2016 | 13:09 WIB
Pemerintah: Ford Cuma Jualan, Tak Pengaruhi Industri Otomotif
Salah satu varian mobil Sport yang dipamerkan di arena IIMS 2014 (Suara.com/Kurniawan Mas'ud).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keputusan Ford Motor Co untuk menghentikan operasinya di Indonesia pada akhir 2016 dinilai pemerintah tak akan memengaruhi industri otomotif maupun iklim investasi di Tanah Air.

Kementerian Perindustrian, misalnya, mengatakan bahwa PT Ford Motor Indonesia (FMI), agen pemegang merek mobil Ford di Indonesia, hanya berdagang dan tidak memproduksi mobil-mobilnya di Tanah Air.

"FMI sampai saat ini belum mempunyai fasilitas industri di Indonesia, mereka cuma berdagang mobil," kata Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan, seperti dikutip Antara, di Jakarta, Selasa (26/1/2016)

Suryawirawan juga menegaskan bahwa hengkangnya Ford dari Tanah Air tidak akan memengaruhi industri otomotif di Indonesia.

"Tidak ada pengaruh karena FMI belum punya industri di sini," imbuh dia.

Senada dengan Suryawirawan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, juga mengatakan bahwa mundurnya Ford tak berpengaruh terhadap iklim investasi di Indonesia.

Franky menjelaskan bahwa berdasarkan data yang dimilikinya, perizinan Ford Motor Indonesia tercatat di bidang usaha perdagangan besar, perdagangan impor, pelayanan purna jual, serta usaha pemeliharaan dan reparasi mobil.

"Tidak ada perizinan di bidang usaha industri otomotif," kata Franky, "Keputusan Ford Motor Indonesia untuk menghentikan kegiatannya di Indonesia, menurut saya bukan sinyal menurunnya daya tarik investasi sektor otomotif."

Menurut Franky minat investasi industri otomotif ke Indonesia dalam setahun terakhir tetap tinggi ditandai dengan geliat investasi di sektor otomotif Tanah Air.

"Ke depan, kami tetap optimistis bahwa perkembangan investasi di bidang otomotif akan terus meningkat," katanya.

Sepanjang 2015, BKPM mencatat realisasi investasi sektor industri alat angkutan dan transportasi, termasuk di dalamnya otomotif, mencapai Rp23,57 triliun, naik 6,5 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp22,13 triliun.

Sedangkan untuk investasi asing yang khusus sektor otomotif baik industri maupun jasa (perdagangan dan reparasi) tercatat mencapai Rp21,6 triliun, meningkat 13 persen dari tahun sebelumnya Rp19 triliun.

Beberapa waktu lalu, BKPM juga berkesempatan meninjau proses konstruksi investasi otomotif asal Tiongkok, Wuling. Investasi dengan rencana total sebesar 397,4 juta dolar AS tersebut saat ini sudah terealisasi 43,5 juta dolar AS dan diharapkan sudah mulai berproduksi 2017.

 Adapun Ford diperkirakan memiliki 35 karyawan dan berhubungan dengan sekitar 44 diler resmi di Tanah Air.

Dalam pernyataan resminya, Ford yang telah 16 tahun beroperasi di Indonesia, mengumumkan akan menutup seluruh operasinya dari Indonesia pada akhir 2016. Tak hanya di Tanah Air, produsen mobil asal Amerika Serikat itu juga memutuskan hengkang dari Jepang.

Menurut Wall Street Journal, keputusan Ford untuk mundur dari Indonesia dan Jepang tak lepas dari rendahnya penjualan selama beberapa tahun terakhir.

"Jelas bahwa tak ada jalan menuju keuntungan yang berkelanjutan atau pun hasil dari investasi kami selama ini di Jepang dan Indonesia," tulis Neal McCarthy, juru bicara Ford dalam pernyataan resminya.

Di Indonesia, aku McCarthy, akan sangat sukar bagi Ford untuk bersaing tanpa fasilitas pabrik lokal dan varian kendaraan yang akan dijual di segmen-segmen pasar kunci.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI