Suara.com - Mobil nirawak dengan teknologi autokemudi sedang jadi lagu utama di dalam industri otomotif dunia, meski masih banyak hambatan yang harus terus diatasi untuk menuju mobil robotik yang sempurna.
Inovasi teknologi dan teknis bagi sebagian orang mungkin jadi masalah utama, tetapi sebelum mobil itu digunakan di jalanan para produsen mobil harus memenuhi undang-undang yang berlaku di dalam sebuah negara.
Salah satu masalah dari sektor regulasi dan yang kini masih menjadi perdebatan serius adalah: siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan? Pemilik mobil atau produsen kendaraan?
Sejauh ini, sudah ada tiga produsen mobil yang menyatakan siap menjadi pihak yang bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan. Volvo, Mercedes Benz, dan Google pada pekan lalu menyatakan akan bertanggung jawab penuh jika mobil autokemudi mereka terlibat kecelakaan.
CEO Volvo, Hakan Samuelsson, pada Kamis (8/10/2015) mengatakan bahwa pihaknya siap tanggung jawab jika mobil terlibat tabrakan. Sebelumnya Google dan Mercedes Benz sudah keputusan yang sama.
Samuelsson juga menekankan bahwa industri otomotif dunia harus menciptakan seperangkat kerangka kerja hukum yang seragam untuk mendukung pengembangan teknologi mobil autokemudi.
"Kosongnya sebuah perangkat hukum berarti para produsen mobil tak bisa menggelar uji coba yang bisa dipercaya. Jika kita ingin memastikan adanya pergeseran ke arah teknologi autokemudi, maka kita sendiri harus menyusun sebuah kerangka yang mendukung teknologi ini," kata dia. (Digital Trends)
Tiga Merek Siap Tanggung Jawab dalam Kecelakaan Mobil Nirawak
Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 13 Oktober 2015 | 18:14 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Uji Tabrak Volvo Hasilnya Memukau, Ketangguhan Tak Diragukan Lagi
25 November 2024 | 14:30 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Otomotif | 21:00 WIB
Otomotif | 20:35 WIB
Otomotif | 20:00 WIB
Otomotif | 19:03 WIB
Otomotif | 18:21 WIB
Otomotif | 18:15 WIB