Suara.com - Singapura telah meluncurkan motor jenis skuter satu-satunya yang bikin di sana. Motor produksi Alife Air Automobile itu menggunakan mesin varian 125 cc dan 150 cc dalam empat desain. Semuanya dirakit di pabrik yang terletak di Jalan Bukit Batok 23.
Ini adalah produk perdana perusahaan dalam pembuatan motor, yang merupakan gagasan dari pengusaha Devan Nair (55).
Sekitar 80 persen komponen diimpor dari Cina, Korea Selatan, dan Jepang. Sisanya bersumber dari pemasok lokal. Sedangkan mesin dirancang dan dibuat di Amerika Serikat.
Skuter buatan perusahaan ini telah mendapat legalitas dari otoritas transportasi setempat pada awal tahun ini.
Devan Nair sebagai CEO Alive Air menantang para penentang yang mempertanyakan kelangsungan hidup perusahaan di tengah dominasi Honda dan Yamaha, ketika ia mulai berbisnis dua tahun lalu.
Pelanggan terbesar sejauh ini adalah SH Sycle, yang memesan 200 sepeda motor, yang mana akan difungsikan untuk mengirim pizza.
Sebagai kontribusi perusahaan untuk Singapura yang berulang tahun ke-50 pada Agustus lalu, skuter itu akan dijual dengan diskon besar dari harga 4.988 dolar Singapura, belum on the road.
Harga eceran bisa dibanderol lebih dari 8.000 dolar Singapura. Harga yang sangat tinggi mengingat skuter buatan Indonesia atau Cina bisa berbiaya di bawah 3.000 dolar Singapura.
Ditanya hal itu, Nair mengatakan, "Kami tidak dapat dan tidak akan berkompromi pada kualitas dari komponen dan keamanan dalam desain kami. Jadi kami tidak bersaing seperti...harga kami mengacu kepada merek Eropa dan Jepang.."
Sudah ada lebih dari 20 pesanan dari masyarakat, dan beberapa unit sudah seliweran, kata Nair. Asisten peneliti Larry Liew (34) ditanya apakah dia akan membeli satu? Dia merasa skuter itu sedikit mahal.
"Tapi tampaknya punya kecepatan membawa barang cepat, aku tidak begitu akrab dengan mesin buatan Amerika dibanding buatan Jepang lebih umum, jadi saya akan antusias untuk melihat apakah itu hemat bahan bakat," kata Larry.
Alife Air adalah perusahaan kedua yang memproduksi sepeda motor di Singapura. Tiger Motors, sebuah perusahaan Singapura yang saat ini tidak berproduksi sempat merakit motor di Kallang pada tahun 2000.
Mr Tony Yeo selaku presiden asosiasi perdagangan motor di Singapura mengatakan, sulit untuk memproduksi dan menjual sepeda motor di Singapura karena biaya tenaga kerja yang tinggi dan pasar yang kecil.
Namun, Nair beralasan jika perusahaannya sedang memproduksi mesin rotary bersertifikat di Amerika Serikat. Mesin tersebut akan digunakan di Amerika dan di Singapura.
"Penyebab terbesar kecelakaan untuk sepeda motor adalah getaran mesin. Semakin tinggi kapasitas mesin, semakin besar getaran. Pada kecepatan tinggi, itu adalah unsur yang berbahaya," katanya.
Dia menambahkan, saat ini perusahaannya sedang merancang mesin rotary yang bisa menghasilkan nol getaran. (Asia One)