Industri Otomotif Harap Penurunan DP Rangsang Penjualan

Siswanto Suara.Com
Minggu, 05 Juli 2015 | 19:00 WIB
Industri Otomotif Harap Penurunan DP Rangsang Penjualan
New Mazda CX5 (kiri) dan New Mazda6 jadi salah satu produk andalan Mazda Motor Indonesia hadapi penurunan pasar otomotif. [suara.com/Deni Yuliansari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaku industri otomotif berharap kebijakan Otoritas Jasa Keuangan menurunkan batas minimum uang muka pembiayaan kendaraan bermotor bisa merangsang angka penjualan.

Hal ini diungkapkan Asisten General Manager Yamaha Indonesia, Mohammad Masykur. Kendati begitu, dia mengatakan, Yamaha harus menunggu karena pasar otomotif terutama motor tengah lesu karena kenaikan BBM.

"Kami cukup senang dengan hal ini dan semoga membawa dampak positif untuk merangsang konsumen membeli motor," ujar Masykur di Jakarta, Minggu (5/7/2015).

"Namun, sepertinya kami harus lebih bersabar karena lesunya pasar motor juga terjadi karena biaya kehidupan konsumen yang naik akibat BBM premium juga sudah tidak disubsidi," tambah dia.

Selain BBM, daya beli masyarakat juga menurun seiring dengan kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras dan gas.

Dia mencatat pada kuartal pertama, angka penjualan motor Yamaha tumbuh negatif atau turun 20-25 persen.

Sementara itu, General Manager Marketing PT. Nissan Motor Indonesia Budi Nur Mukmin mengatakan, dalam jangka panjang, kebijakan OJK bisa menjadi salah satu faktor pemacu penjualan.

"Sebenarnya ini hanya satu solusi saja dari banyak faktor penentu untuk menaikkan penjualan. Ada customer yang suka DP rendah tetapi ada yang suka cicilan murah," kata dia.

Di samping itu, menurut dia, peningkatan penjualan juga dipengaruhi kondisi nilai tukar rupiah yang belum stabil dan suku bunga yang masih tinggi.

"Tetapi, di atas itu semua mereka hanya akan bertransaksi kalau mereka punya confidence dengan kondisi ekonomi," tutur Budi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI