Suara.com - Tak banyak kesibukan yang terjadi di bengkel Troupe Industry di Jalan Kemang Utara nomor 17A. Hanya ada beberapa sepeda motor yang siap dikustom sesuai dengan permintaan anggota.
Berbagai model kendaraan merek Triumph serta aparel yang mendukung juga menghiasi bengkel yang juga kadang menjadi markas Komunitas Troupe.
Komunitas Troupe ini memang berbeda dari komunitas lain. Bagaimana tidak, komunitas ini berawal dari sebuah bengkel kustom sepeda motor besar (moge) merek Triumph.
"Tahun 2011 kami memang berawal dari bengkel kustom dan memang jual sepeda motor Triumph," kata salah satu penggiat Komunitas Troupe, Ade Habibie kepada Suara.com.
Satu per satu, konsumen yang datang baik untuk membeli atau mengkostum sepeda motorpun mulai membentuk komunitas dengan kegiatan khas komunitas sepeda motor.
Tak ayal, ketika ditanya soal keanggotaan, Ade menyebut anggota komunitas ini adalah para konsumen bengkel Troupe Industry.
Yang membedakan komunitas ini dengan penggila sepeda motor lainnya adalah, tidak ada batasan merek sepeda motor.
"Datang saja, ikut sharing, ikut riding. Tak peduli merek sepeda motornya apa," katanya.
Meski berawal dari bengkel motor Triumph, namun Habibie menyebut komunitas Troupe tidak membatasi anggotanya. Bahkan jika memang suka, tak punya sepeda motor pun bisa ikut.
"Dulu pernah yang ikut riding bersama kami itu tidak hanya Triumph, tapi sampai ke Vespa juga ada," katanya.
Riding Kegiatan Wajib
Kegiatan 'wajib' komunitas ini adalah riding. Mulai riding besar, kecil, hingga kecil sekali. Riding besar merupakan perjalanan dengan jarak tempuh yang jauh.
"Seperti beberapa waktu lalu, rutenya itu Jakarta ke Medan kemudian ke Lampung. Akhir tahun ini juga mau ada touring lagi," katanya.
Untuk riding besar ini, Habibie menyebut dilakukan paling tidak satu hingga tiga kali dalam setahun. Anggota sendiri lebih sering mengadakan riding kecil dengan jarak tempuh yang lebih pendek.
"Seperti Jakarta ke Bandung. Kalau itu sering," katanya.
Sedangkan riding kecil sekali, dilakukan hampir setiap minggu karena hanya berkeliling di sekitar Jakarta.
"Bahkan kami memang mengadakan costumer day setiap minggunya. Janjian sarapan dimana atau meeting point dimana untuk kemana," katanya.
Karena sifatnya independen dan tanpa membawa merek kendaraan tertentu, Ade Habibie menyebut tidak sulit untuk menjadi anggota komunitasnya.
"Datang saja. Bahkan punya atau tidak punya motor pun tidak masalah. Karena kan masih bisa sharing," katanya.
Nilai lebih itulah yang membuat komunitas ini memiliki anggota yang bervariasi dan semakin banyak tiap tahunnya.
"Selain dari konsumen bengkel juga ada yang memang datang tanpa beli. Karenanya usia anggota kami mulai dari 24 tahun sampai ada yang sudah jadi kakek-kakek," katanya.
Selain itu, kemudahan membeli kendaraan sepeda motor dengan sistem leasing juga menjadi salah satu alasan komunitas ini semakin banyak penggemarnya.
"Dulu kan memang harus punya uang. Kalau sekarang kan bisa leasing dan dapat motor idaman," katanya.
Karena berbasis bengkel, Habibie menyebut kegiatan komunitasnya selain riding adalah kustom kendaraan yang dikerjakan langsung di bengkel.
"Mulai dari kustom warna, tune up suspensi sampai ganti frame dan tune up mesin untuk performa," katanya.
Kegiatan sosial seperti memberikan santunan kepada yang membutuhkan juga dilakukan secara rutin oleh komunitas Troupe.