Mengenal Barracuda dan Wolf, 'Kereta Kematian' Duo Bali Nine

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 27 Februari 2015 | 12:52 WIB
Mengenal Barracuda dan Wolf, 'Kereta Kematian' Duo Bali Nine
Seorang bocah duduk ditangga naik kenderaan berat Barracuda milik Brimob Detasemen B Jeulikat yang disiagakan di depan Lembaga Pemasyarakatan (LP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemindahan dua terpidana mati kasus narkoba, atau yang lebih dikenal dengan sebutan duo "Bali Nine", akan dipindahkan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan menuju Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. Selanjutnya, keduanya akan diterbangkan menuju Cilacap, Jawa Tengah, untuk menjalani eksekusi mati di Pulau Nusakambangan.

Lebih dari 100 personel keamanan dari berbagai satuan, seperti Brimob, Pengendalian Massa, dan Intelijen Polda Bali serta anggota Pengendalian Massa dari Polresta Denpasar dan Polresta Badung dikerahkan agar pemindahan berjalan dengan mulus. Masing-masing narapidana akan dikawal oleh 20 orang personel Brimob.

Tak hanya personel, Brimob juga mengerahkan empat kendaraan taktis jenis barracuda dan wolf. Seperti apa rupa dan bagaimana spesifikasi kedua kendaraan tersebut? Berikut ulasan singkatnya.

Barracuda

Kendaraan lapis baja yang satu ini kerap dipakai oleh Korps Brigade Mobil (Brimob) dalam pengamanan kasus-kasus besar. Namun, terkadang, kendaraan tersebut dimanfaatkan pula untuk melakukan pengamanan-pengamanan di luar kasus hukum. Misalnya seperti yang terjadi pada final leg kedua Piala AFF 2010 di Jakarta. Barracuda Brimob dipakai untuk membawa pemain timnas Malaysia yang hendak berlaga di Gelora Bung Karno.

Kendaraan-kendaraan ini pertama kali didapatkan Korps Brimob pada tahun 2007 dari Korea Selatan, negara tempat mobil tersebut diproduksi. Barracuda dapat menampung hingga 12 orang, termasuk seorang sopir dan komandan. Pintu Barracuda juga dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah akses keluar-masuk penumpang. Selain sebuah pintu geser di samping kanan, kendaraan lapis baja ini juga punya pintu besar di bagian belakang.

Barracuda dikembangkan oleh Doosan Infracore Defense Products BG yang merupakan pemasok utama Kendaraan Tempur Infantri Korea (KIFV). Selain bodi baja, Barracuda juga dilengkapi dengan jendela anti-peluru, serta mengandalkan sasis kuat kendaraan UNIMOG buatan pabrikan Jerman, Mercedes Benz.

Baca: Unimog Sangar Jadi Buah Bibir di Sidang MK Prabowo

Kendaraan berpenggerak empat roda (4x4) ini mulai diekspor ke luar negeri pada bulan September 2007. Selain Indonesia, yang membeli 44 unit Barracuda, ada pula Irak yang memboyong 12 unit ke negaranya.

Wolf

Wolf juga termasuk jenis armoured personnel carrier (APC) alias kendaraan lapis baja pembawa personel. Wolf ini merupakan satu dari beberapa jenis kendaraan pengamanan milik Korps Brimob Polri selain Barracuda, Water Canon, Rantis APC Komodo, dan lain sebagainya.

Sebelum dipakai oleh Brimob, Wolf pernah dipakai pula oleh Formed Police Unit (FPU), yakni personel Polri pilihan yang ditugasi membantu memelihara perdamaian di wilayah konflik Darfur, Sudan, Afrika. Kala itu, Wolf dipilih lantaran dinilai paling kuat untuk berlindung di zona flat land seperti padang pasir.

Polri mendapatkan Wolf dari Yordania, negara yang mendapat lisensi produksi dari negara produsen asalnya, Israel. Ya, Wolf adalah APC buatan Israel, yang setelah diproduksi oleh Yordania, namanya menjadi Vigor.

Di Israel, Wolf dikenal dengan nama Ze'ev. Prototipe kendaraan ini pertama kali dibuat oleh RAFAEL Armament Development Authority pada tahun 2002 dan langsung diuji coba oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Sasis kendaraan lapis baja ini merupakan modifikasi sasis Ford F550 buatan Amerika Serikat. Di bagian atap Wolf, terdapat tingkap lingkaran yang bisa dipasangi dengan senapan mesin kaliber 5,56 hingga 7,62 milimeter.

Selain senapan mesin manual, Wolf juga dapat dipasangi dengan senapan mesin dengan kendali remote control dengan peluru berkaliber 7,62 hingga 12,7 milimeter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI