2020, Apple Mulai Produksi Kendaraan Listrik

Jum'at, 20 Februari 2015 | 10:42 WIB
2020, Apple Mulai Produksi Kendaraan Listrik
Ilustrasi mobil listrik (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apple menargetkan untuk memulai produksi kendaraan listriknya pada tahun 2020 artinya Apple hanya memiliki lima tahun untuk mengembangkan mobil.
Target tersebut, seperti dilansir laman Bloomberg, merupakan target yang agresif mengingat pabrikan asal Detroit General Motor dan Tesla Motor juga akan meluncurkan mobil listrik mereka pada 2017.

"Ini bisa menjadi titik awal mulainya era mobil listrik," kata pengarang buku The Powerhouse, buku yang bercerita soal industri baterai otomotif, Steve LeVine.

Target agresif Apple didukung dengan finansial yang cukup kuat yakni dengan ketersediaan dana kas 178 miliar dolar Amerika dan usaha untuk mengurangi ongkos produksinya.

Tidak hanya itu, para pemegang saham juga disebut-sebut mendukung rencana Apple untuk memasuki dunia otomotif serta penambahan 200 orang ahli robotik dan baterai otomotif.

Namun tidak banyak yang optimis terhadap target Apple. President of Automotive Consulting Group menyebut bahwa sebuah perusahaan yang sudah berpengalaman pun membutuhkan setidaknya lima tahun untuk mengembangkan kendaraan baru.

"Mobil adalah teknologi mesin yang sangat rumit. Kalau pengembangan dimulai dari nol, bisa memakan waktu hingga lebih dari 10 tahun," katanya.

Untuk 'memotong' waktu tersebut, Apple banyak 'membajak' ahli yang kompeten dibidang otomotif termasuk industri baterai otomotif.

Apple sudah mempekerjakan lima tenaga ahli dari A124 System, perusahaan yang bergerak di bidang baterai lithium ion untuk industri terutama otomotif dan sedang berusaha mempekerjakan ahli dari LG, Samsung, Panasonic, Toshiba dan Johnson.

Bahkan Apple tidak segan untuk 'membajak' ahli dari Tesla Motor. CEO Tesla, Elon Musk mengaku bahwa Apple sedang berusaha mengimingi pegawainya dengan 250 ribu dolar bonus saat masuk dan kenaikan gaji hingga 60 persen. (Bloomberg)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI