Mobil Autokemudi Kalahkan Pembalap di Sirkuit

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 15 Februari 2015 | 23:25 WIB
Mobil Autokemudi Kalahkan Pembalap di Sirkuit
Ilustrasi mobil Audi TTS (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mobil autokemudi, yang bisa berjalan tanpa perlu sopir, kini sudah berhasil mengalahkan pembalap profesional dalam adu kecepatan di sebuah lintasan balapan di Northern California, Amerika Serikat.

Prestasi ini berhasil ditunjukkan oleh para insinyur dari Stanford University, AS. Seperti yang diulas oleh The Telegraph pada 13 Februari kemarin, para ilmuwan berhasil mendesain dan memprogram komputer pada mobil Audi TTS untuk mengalahkan seorang pembalap di sirkuit Thunderhill Raceway Park.

Audi TTS yang dinamai "Shelley" itu bisa melesat di atas kecepatan 193 km/jam dan mengalahkan David Vodden, direktur sirkuit sekaligus juara kompetisi amatir setempat, dalam sebuah balapan. Shelley mencatatkan waktu 0,4 detik lebih cepat dari Vodden.

Program yang ditanamkan dalam komputer Shelley memang bukan main-main. Program itu disusun setelah para ilmuwan meneliti beberapa pembalap. Mereka bahkan memasang beberapa elektroda pada kepala para pembalap untuk meneliti aktivitas otak mereka, terutama melacak sirkuit-sirkuit syaraf yang bekerja ketika mereka menjajal lintasan yang sulit.

Para peneliti memperkirakan bahwa dalam 15 tahun mendatang, mobil-mobil nirawak akan mempunyai kemampuan yang setara dengan pembalap legendaris, Michael Schumacher.

"Kami berusaha mengembangkan mobil yang mempunyai kemampuan mirip para pembalap," kata Profesor Chris Gerdes, ilmuwan paa pusat riset otomotif Stanford.

"Dengan meneliti pembalap kami seperti sedang menyelesaikan soal matematika yang dihadapi ketika seseorang akan berkendara di jalanan umum," lanjut Gerdes.

Gerdes mengatakan mereka menemukan hasil menarik dalam penelitian itu, bahwa para pembalap tidak banyak menggunakan perhitungan otak yang logis ketika berusaha melewati lintasan balap yang sukar. Para pembalap justru menggunakan insting dan memori otot dalam otak.

"Terlihat bahwa pembalap berpengalaman mengendalikan mobil mereka dengan sangat sedikit kemampuan kognitif," jelas Gerdes, yang juga diamini oleh Vodden.

"Justru ketika Anda berpikir, maka Anda akan melambat," imbuh Vodden.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI