Suara.com - Industri otomotif sekarang ini banyak mengandalkan alumunium dan beberapa jenis metal lainnya untuk membuat sebuah kendaraan. Namun, pertumbuhan populasi manusia tidak sejalan dengan ketersediaan dan harga bahan baku yang dibutuhkan tersebut.
Selain serat karbon, material yang kini mulai dijadikan bahan baku pembuatan mobil, peneliti Jerman mulai meneliti beragam material hybrid seperti rami, kapas atau kayu yang dicampur dengan material populer. Tujuannya, untuk membuatnya lebih murah.
Penggunaan serat karbon sudah populer sejak beberapa tahun yang lalu, namun tidak bisa dipungkiri bahwa material ini sulit didapat dan tidak murah.
Material ini bahkan lebih banyak digunakan di industri pesawat terbang, untuk pembuatan mobil balap F1 dan mobil hyper.
Penggunaan serat karbon sebagai material pembuatan mobil memiliki masalah utama yakni harga serta proses pembuatan yang sulit. Dengan demikian, sulit untuk menjadikan serat karbon sebagai bahan utama produksi mobil massal. Pilihan lainnya yakni fiber glass. Memang, fiber glass lebih murah, namun material itu jauh lebih berat dibandingkan serat karbon.
Peneliti di Application Center for Wood Fiber Research HOFZET of the Fraunhofer Institute for Wood Research dari Wilhem-Klauditz-Institur WKI di Jerman mengklaim, ada serat alami dari tumbuhan yang bisa menggantikan serat dari kaca atau plastik lain.
Varian serat tersebut didapat dari hasil turunan rami, flax, kapas, dan kayu. Campuran material itu disebut-sebut sama murahnya dengan serat kaca namun lebih ringan.
Keuntungan lainnya, serat ini bisa memproduksi energi tanpa menimbulkan polusi udara atau residu.
"Tapi hal tersebut tergantung dari pencampuran bahan karbon dengan bahan serat natural," kata Kepala Application Center for Wood Fiber Research, Prof. Dr. Ing. Hans Josef Endres. (Autoevolution)