Suara.com - Besaran angka ekspor kendaraan roda dua Indonesia terhitung masih kecil dibandingkan total penjualannya. Hingga Agustus 2014, porsi ekspor tercatat hanya 0,43 persen dibandingkan total penjualan.
Menurut Wakil Ketua I Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Johannes Loman, ada beberapa alasan kenapa angka ekspor Indonesia masih kecil. Namun menurutnya, yang paling berpengaruh adalah adanya kapasitas pabrik di masing-masing negara tujuan ekspor.
"Negara-negara (tujuan) umumnya sudah memiliki kapasitas (produksi) sendiri untuk kendaraan roda dua," kata Loman, saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.
Meski begitu, lanjut Loman, jika Indonesia bisa menyediakan motor dengan harga yang kompetitif, maka menggapai pasar ekspor yang lebih besar tidak akan sulit. Harga kompetitif itu menurutnya bisa didapat, jika logistik dalam negeri lebih baik, terutama dalam hal biaya.
"Selain itu, juga (harus ada) peraturan yang memudahkan dalam hal ekspor," ungkap Loman.
Selain harga, model juga menurutnya ikut mempengaruhi kenaikan pasar ekspor. Dengan kata lain, masing-masing ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) diharapkan bisa memberikan model yang berbeda.
"Tapi saya rasa, masing-masing ATPM sedang menyiapkan modelnya," katanya pula.
Sebelumnya disebutkan, hingga Agustus kemarin, Indonesia baru mengekspor sebanyak 22.964 unit kendaraan roda dua. Kontributor terbesar datang dari Yamaha dan TVS, masing-masing sebanyak 9.000 dan 8.752 unit.