Suara.com - Para pengendara dan pencinta sepeda motor biasanya pasti menyukai motor-motor yang meraung keras, gahar dan terdengar gagah. Tapi tidak demikian halnya dengan militer Amerika Serikat (AS), yang disebut-sebut sudah lama berniat memperkuat pasukannya dengan sebuah tipe sepeda motor andal.
Yang diinginkan oleh militer negara adidaya itu adalah sepeda motor produk terbaru yang canggih, serta terutama sekali memenuhi tiga syarat ini: kencang, tidak terdeteksi, serta (nyaris) tak bersuara. Kini, sebagaimana diberitakan situs Foxnews.com, keinginan militer AS memiliki sepeda motor hibrid berpenggerak dua roda (two-wheel-drive) yang bakal banyak menguntungkan personel mereka, itu agaknya akan segera terwujud.
Lembaga Pengelola Proyek-proyek Penelitian Tingkat Lanjut Bidang Pertahanan AS atau yang memiliki nama singkat DARPA, belum lama ini sudah memberikan sebuah dana penelitian inovasi bisnis skala kecil untuk hal itu. Tepatnya yaitu dana untuk mengembangkan sebuah sepeda motor hibrid khusus militer, yang bakal beroperasi nyaris tanpa suara pada mode (tenaga) listrik.
Penerima dana tersebut disebut merupakan dua perusahaan inovatif kecil asal AS, yakni Logos Technologies dan BRD, yang saling bekerja sama. Logos yang punya spesialisasi di bidang proyek-proyek tenaga hibrid, akan berkolaborasi dengan BRD yang mampu merancang sepeda motor listrik canggih.
Bagaimana kira-kira sepeda motor yang hendak diwujudkan? Tagline dari BRD ini mungkin bisa memberikan sedikit bayangan: "Selamat datang di kecepatan masa depan."
Disebutkan, pasukan tempur AS bakal mendapatkan banyak kegunaan, sekaligus juga kenyamanan dari sepeda motor off-road berpenggerak dua roda yang tangguh namun ringan sesuai target DARPA ini. Kecepatan dan kemampuan menghindari deteksi memang menjadi hal krusial dalam mendekati lawan, di mana kelemahan sepeda motor kebanyakan saat ini justru adalah pada suaranya itu.
Dalam bayangan DARPA, sepeda motor hibrid ini akan nyaris tak bersuara ketika menggunakan daya listrik, bahkan juga tidak terlalu bersuara ketika harus menggunakan bahan bakar biasa. Sebagai gambaran, suara yang dikeluarkan sepeda motor ini dipatok DARPA adalah sekitar 23 desibel saja --sekitar seperempat dari suara motor standar yang rata-rata 90 desibel.
Di sisi lain, tanah berpasir dan lembut, yang berkerikil, atau juga permukaan yang curam, biasanya membuat banyak sepeda motor sulit bergerak. Di situlah pentingnya penggerak dua roda dalam rancangan DARPA, yang jelas-jelas menargetkan kendaraan tempurnya mampu bergerak mudah di semua permukaan sulit.
Rencananya, sepeda motor ini selain akan digunakan untuk operasi-operasi khusus, juga bisa saja dipakai untuk berbagai keperluan lain, semisal pengintaian, pengawasan konvoi, bahkan juga supervisi internal militer.
Yang jelas, sepeda motor dengan model-model yang sudah tersedia secara komersial, dianggap tidak masuk dalam kategori standar militer AS. Pertama karena rata-rata bahan bakar yang digunakan adalah bensin, sementara sebagian besar mesin militer AS dan NATO memakai JP-8, formula bahan bakar jet yang mirip-mirip kerosin dan diesel. Lebih jauh lagi, DARPA ingin agar pada jangka pendek motor ini mampu bergerak cepat menggunakan listrik, lalu jika diperlukan pada jangka panjang baru menggunakan JP-8 atau diesel. (Foxnews.com)