Tren Baru Warga Myanmar, Membeli Mobil Mewah

adminDoddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 06 Maret 2014 | 13:53 WIB
Tren Baru Warga Myanmar, Membeli Mobil Mewah
Mobil Mercedez Benz (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada tren baru di Myanmar. Warga mulai berbondong-bondong membeli mobil mewah keluaran terbaru. Perubahan undang-undang yang dilakukan pemerintah serta semakin makmurnya tingkat kehidupan menjadi pemicu terjadinya tren baru tersebut.

Ini membuat sejumlah perusahaan otomotif mulai masuk ke negara termuda yang menjadi anggota ASEAN itu. Ketika pemerintah Myanmar membuka pintu dari isolasi dunia luar, lebih dari 200 ruang pamer mobil yang sudah dibuka di negeri itu.

Belum ada data pasti tentang jumlah mobil di Myanmar. Namun diperkirakan Yangoon dipadati lebih dari 200.000 mobil di jalanan.

“Dalam hal kekuatan untuk membeli, permintaan akan meningkat setelah Myanmar membuka isolasi dari dunia luar. Banyak warga Myanmar yang ingin membeli mobil mewah dan sudah jelas bahwa mobil adalah jenis investasi yang signifikan untuk jangka panjang,” kata Steve Martin, manajer bisnis Jaguar Land Rover di Asia Pasifik.

Jaguar Land Rover hanya salah satu perusahaan otomotif internasional yang sudah masuk ke pasar di Myanmar. Meski angka kemiskinan masih tinggi, Myanmar diprediksi akan mengalami pertumbuhan ekonomi 7,8 persen setiap tahun oleh Bank Pembangunan Asia. Bukan itu saja, pendapatan per kapitanya juga akan meningkat tiga kali lipat hingga 2030.

Prediksi itu membuat warga Myanmar sebagai potensi pasar dengan kekuatan bei yang besar. Hal itulah yang dimanfaatkan pengusaha di sektor otomotif.

“Saya memprediksi bisa menjual 200-300 Mercedez Benz dalam setahun. Jumlah itu akan dengan cepat melonjak tiga kali lipat dalam tiga tahun mendatang. Angka pertumbuhan meningkat dengan kecepatan yang luar biasa,” ujar Chin Kee Min, manajer umum di Cycle & Carriage Automobile Myanmar.

Dengan jumlah penduduk tiga juta, perusahaan otomotif internasional yakin pangsa pasar di Myanmar masih cukup besar untuk saling berbagi antarsesama produsen mobil. (CNA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI