Geng Motor Perempuan Maroko Muncul di New York

admin Suara.Com
Rabu, 19 Februari 2014 | 21:33 WIB
Geng Motor Perempuan Maroko Muncul di New York
Karya foto Hassan Hajjaj bertajuk "Kesh Angels". (Foto: Koleksi Hassan Hajjaj)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Oleh masyarakat internasional, selama ini Kopenhagen di Denmark, atau Amsterdam di Belanda, mungkin dikenal sebagai salah satu dari kota-kotanya sepeda motor. Demikian juga dengan sejumlah kota besar yang padat di kawasan Asia, termasuk Jakarta misalnya, dalam arti mungkin sedikit berbeda. Tapi, bagaimana dengan Marrakesh di Maroko?

Nyatanya justru, saat ini, tampilan sederet anggota geng motor perempuan asal Marrakesh, Maroko, tengah hadir di New York, Amerika Serikat (AS). Namun jangan keliru. Mereka yang dilabeli sebagai "Kesh Angels" itu bukanlah geng motor asli, serta hanya hadir dalam wujud karya-karya fotografi terbaru Hassan Hajjaj, seniman asal Maroko yang berbasis di London, Inggris.

Seperti antara lain diberitakan The Guardian, deretan karya penuh warna-warni yang memang tampak unik dan menarik itu, tepatnya tengah dipamerkan di Taymour Grahne Gallery di New York, sampai 8 Maret 2014 mendatang. Sementara, seperti dicatat Vice.com, karya yang menampilkan versi Hell's Angels-nya Hassan ini, terpicu oleh pengalamannya di sebuah pemotretan pada tahun 1990-an di Maroko.

Dalam petikan wawancaranya dengan Vice.com, Hassan antara lain menyebut bahwa para model di deretan karya foto itu sebenarnya adalah teman-temannya di Maroko. Mereka kebanyakan bekerja sebagai pembuat tato bagi turis di pusat kota setempat, selain juga memiliki pekerjaan dan kesibukan lainnya.

"Ada sekelompok perempuan yang bekerja menggambar (tato) henna di pusat keramaian (di Marrakesh) yang populer di kalangan turis di Maroko. Salah seorang yang saya kenal menjadi inspirasi bagi rangkaian karya ini. Dia bernama Karima, mengenakan kerudung dan penutup muka, serta memakai gaun abaya dan djabella (gaun panjang tertutup khas warga setempat), serta juga naik sepeda motor pergi-pulang kerja. Dia adalah perempuan normal yang bekerja 8-10 jam sehari, bisa bicara 4-5 bahasa, ibu rumahtangga bagi dua orang anak, serta membangun rumahnya sendiri," papar Hassan.

Lebih jauh, saat ditanya bagaimana budaya penggunaan sepeda motor sebagai kendaraan di Marrakesh, Hassan menyatakan bahwa itu adalah kendaraan sehari-hari bagi hampir semua orang. Namun, soal geng motor, dia menegaskan bahwa sebenarnya di Maroko mereka tidak ada.

"Marrakesh adalah kota besar; semua orang mengendarai sepeda motor. Perempuan, anak-anak, orang tua, keluarga, semuanya. Ini adalah moda transportasi; digunakan untuk bekerja. Beberapa sepeda motor dalam foto itu dipinjam dari teman saya yang lain, tapi sebagian besar adalah milik para perempuan itu (model). Dan tidak ada sebenarnya yang namanya geng motor di sana," tuturnya.

Walau demikian, tampak bahwa foto-foto Hassan menunjukkan sesuatu yang unik, perpaduan antara ciri khas dan unsur tradisi lokal, dengan permainan gaya dan penampilan modern. Sebut saja mulai dari latar sudut-sudut kota Marrakesh, yang dipadu dengan sepeda-sepeda motornya, sementara para perempuan mengenakan pakaian tradisional yang sengaja didesain warna-warni (bahkan lucu), lengkap dengan aksesoris semacam kacamata "ngejreng" berbingkai hati. Sebuah penggambaran geng motor yang menarik. (Vice.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI