Suara.com - Dokter seorang konsulen di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) mendadak mencuat setelah terlibat dalam insiden kekerasan terhadap peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sriwijaya (Unsri).
Aksi yang tak pantas dilakukan oleh seorang pendidik ini—menendang testis peserta PPDS—membuat geger dunia medis dan akademik.
Berikut 5 fakta kasus dokter tendang testis di Palembang berujung penonaktifan yang menggemparkan:
1. Aksi Kekerasan Terjadi di Lingkungan Pendidikan Dokter Spesialis
Insiden kekerasan ini terjadi saat seorang peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Universitas Sriwijaya menjalani masa pendidikan klinis di RSUP Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang.
Korban diduga ditendang di bagian testis oleh seorang konsulen senior, Dokter YS, yang seharusnya menjadi pembimbing profesional dalam dunia pendidikan kedokteran.
2. Korban Alami Cedera Serius dan Dilarikan ke IGD
Akibat tindakan kekerasan tersebut, korban mengalami cedera hingga mengalami pendarahan serius. Ia harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSMH untuk mendapatkan penanganan medis.
Informasi ini mencuat ke publik setelah diunggah oleh akun Instagram @PPDSgramm dan langsung menyita perhatian publik serta komunitas tenaga kesehatan.
Baca Juga: Jajal Drone Penebar Benih di Sumsel, Prabowo Kaget: Ternyata Sehari Bisa 25 Hektare
3. Dokter YS Dinonaktifkan dari Tugas Pengajaran dan Pelayanan