Sesuai dengan keinginannya, Paus Fransiskus tidak akan dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus seperti kebanyakan pendahulunya.
Sebaliknya, beliau telah menyatakan ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, dengan peti mati kayu sederhana sebagai simbol kerendahan hati yang beliau junjung sepanjang hidupnya.
Upacara pemakaman umumnya berlangsung antara empat hingga enam hari setelah wafatnya Paus dan digelar di Lapangan Santo Petrus, dihadiri oleh para pemimpin dunia, tokoh agama, dan ribuan umat Katolik dari berbagai belahan dunia.
Masa berkabung resmi akan berlangsung selama sembilan hari penuh, mengikuti tradisi liturgi gereja.
Menanti Paus Baru: Konklaf dan Proses Pemilihan
Seiring dengan bergulirnya masa sede vacante, seluruh mata kini tertuju ke Vatikan, tempat proses pemilihan pemimpin baru Gereja Katolik akan berlangsung.
Tugas berat ini berada di tangan Dewan Kardinal, khususnya 137 kardinal yang masih berusia di bawah 80 tahun, sesuai syarat untuk menjadi pemilih (cardinal electors).
Konklaf akan digelar secara sangat rahasia di Kapel Sistina, biasanya dimulai antara 15 hingga 20 hari setelah kematian Paus.
Dalam setiap sesi, para kardinal memberikan suara hingga empat kali dalam sehari, dengan syarat kandidat terpilih harus mengantongi mayoritas dua pertiga suara untuk menjadi Paus.
Tanda-tanda hasil pemungutan suara akan diketahui dunia melalui asap yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina: asap hitam menandakan belum tercapai kesepakatan, sementara asap putih menjadi pertanda bahwa Paus baru telah terpilih.
Baca Juga: 3 Kata Ajaib Paus Fransiskus untuk Diego Maradona
Setelah pemilihan, sang Paus akan ditanya apakah menerima jabatan tersebut, serta nama baru yang ingin diambilnya sebagai simbol pelayanan.