"Semua itu dirancang dengan tetap menjaga prinsip yang prudent dan berkelanjutan," tegas Sri Mulyani, menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas fiskal di tengah dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
Diplomasi APBN di Tengah Pusaran Geopolitik Global
Lebih dari sekadar pembahasan isu perdagangan, pertemuan ini juga menjadi platform bagi kedua belah pihak untuk memperkuat hubungan bilateral di tengah pusaran geopolitik dan perekonomian global yang sedang bergejolak. "Pertemuan ini menjadi kesempatan baik untuk memperkuat hubungan Indonesia dan Amerika di tengah dinamika geopolitik dan perekonomian global yang sedang terjadi," ujar Sri Mulyani, menekankan pentingnya kerja sama strategis antara kedua negara.
Langkah Sri Mulyani ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam melakukan negosiasi intensif dengan AS terkait tarif resiprokal. Delegasi Indonesia, yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan turut didampingi oleh Menteri Luar Negeri Sugiono, saat ini tengah berada di Washington D.C. untuk melakukan serangkaian pertemuan penting dengan para pejabat AS.
Dalam lawatannya, delegasi Indonesia membawa sejumlah usulan utama, antara lain revitalisasi perjanjian kerja sama dagang Trade & Investment Framework Agreement (TIFA), pelonggaran regulasi Non-Tariff Measures (NTMs) termasuk relaksasi TKDN, serta penawaran peningkatan impor migas dari AS. Pemerintah juga menyiapkan insentif fiskal dan non-fiskal untuk menjaga daya saing ekspor, termasuk penurunan bea masuk, PPh impor, dan PPN impor.
Menjaga Keseimbangan di Tengah Tekanan Perdagangan
Langkah-langkah yang diambil pemerintah Indonesia ini menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga keseimbangan perdagangan dengan AS, sekaligus melindungi kepentingan ekonomi nasional. Di tengah tekanan perdagangan global yang semakin meningkat, diplomasi APBN yang digawangi oleh Sri Mulyani menjadi salah satu pilar penting dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Komunikasi intensif dengan Dubes AS menjadi jembatan penting dalam menyampaikan aspirasi dan kepentingan Indonesia kepada pemerintah AS. Dengan pendekatan yang konstruktif dan solutif, diharapkan kedua negara dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan menghindari potensi perang dagang yang merugikan.
Sri Mulyani dan tim negosiasi Indonesia menyadari betul bahwa negosiasi perdagangan dengan AS bukanlah perkara mudah. Namun, dengan persiapan yang matang, strategi yang cerdik, dan komunikasi yang efektif, Indonesia optimis dapat melewati tantangan ini dan menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah gejolak global. Pertemuan Sri Mulyani dan Dubes AS ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia siap "pasang badan" untuk melindungi kepentingan nasional di panggung perdagangan dunia.
Baca Juga: Donald Trump Tuding Mangga Dua 'Surga' Barang Bajakan, Ada Tas Guess KW Dijual Rp 200 Ribu