Aksi yang sempat ramai dilakukan KDM untuk mengatasi banjir ini adalah membongkar tempat rekreasi Hibisc Fantasy Puncak di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor pada 6 Maret 2025.
KDM menemukan dosa besar Hibisc Fantasy Puncak yang dianggapnya fatal dan menjadi penyebab banjir.
Kendati keputusannya terkait Hibisc Fantasy Puncak ini sempat mendapatkan kritik dari Menteri Pariwisata namun rupanya citra Dedi Mulyadi tetap baik di masyarakat.
Selain mengatasi banjir, KDM juga menangani hal receh seperti kebiasaan ibu-ibu ‘ngerumpi’. KDM melarang para orangtua siswa berkumpul di sekolah usai mengantar anaknya.
Pasalnya, mereka dianggap akan mengganggu.
Selama ini, kata dia, ibu-ibu yang mengantar anaknya ke sekolah kerap berkumpul di depan kelas, dari pagi hingga jam pulang.
Sehingga sekolah seakan-akan dijadikan tempat ngerumpi.
KDM juga melakukan aksi nyata untuk mengampuni warga Jawa Barat yang menunggak Pajak Kendaraan Tahun 2024 ke belakang.
Namun, penunggak pajak itu diminta memperpanjang pajak kendaraannya pada rentang 11 April – 6 Juni 2025. Tarif pajak yang harus dibayar hanya untuk 2025.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Dijodohkan dengan Aura Kasih? Gus Miftah: Siapa Tahu...
Kontributor : Kanita