Masyarakat Diminta Tak Kosongkan Rekening Bank DKI, Ini Alasannya

Senin, 14 April 2025 | 18:05 WIB
Masyarakat Diminta Tak Kosongkan Rekening Bank DKI, Ini Alasannya
Warga melakukan transaksi pada Gerai ATM Bank DKI di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (9/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Bidang Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang menganjurkan masyarakat tak mengikuti ajakan untuk mengikuti mengosongkan rekening Bank DKI. Meski pemeliharaan sistem alias maintenance masih berlangsung, dana nasabah disebutnya tetap aman.

Apalagi, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung disebutnya telah memastikan hal serupa. Sebaliknya, jika pengosongan rekening dilakukan maka dampaknya akan sangat banyak. Sebab, Bank DKI merupakan salah satu Bank Pembangunan Daerah (BPD) terbesar di Indonesia. Sehingga memiliki peran penting dalam perputaran ekonomi dan pembangunan di Jakarta.

"Bank DKI bukan hanya sekedar tempat menyimpan uang nasabah. Namun bank tersebut juga berperan dalam pembangunan dan perputaran ekonomi di Jakarta," ujar Sarman kepada wartawan, Senin (14/4/2025).

Apalagi, Bank DKI juga memiliki berbagai program pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) milik warga Jakarta. Banyak orang yang menggantungkan nasib pada Bank DKI.

Bank DKI memastikan ketersediaan layanan perbankan bagi nasabah melalui jaringan ATM yang tersebar pada berbagai lokasi strategis.
Bank DKI memastikan ketersediaan layanan perbankan bagi nasabah melalui jaringan ATM yang tersebar pada berbagai lokasi strategis.

"Karena Bank DKI juga mempunyai berbagai program sosial untuk masyarakat seperti pemberdayaan UMKM yang telah terbukti menjadi penopang ekonomi negeri ini. Khususnya Jakarta," lanjutnya.

Oleh karena itu, ia menilai ajakan untuk mengosongkan rekening Bank DKI yang beredar di media daring dan media sosial bukanlah suatu hal yang bijak.

Selain itu, penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) juga dilakukan oleh Bank DKI. Jika nasabah mengosongkan rekening, dikhawatirkan program seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), hingga Kartu Lansia Jakarta juga akan terdampak.

"Jadi saya kira ajakan mengosongkan rekening Bank DKI bukanlah suatu hal yang bijak dan tidak perlu ditanggapi," imbuhnya.

Lebih lanjut Sarman menyatakan, bahwa apa yang tengah dialami Bank DKI mungkin bisa saja terjadi bahkan pernah dialami bank lain. Hal ini menjadi pengalaman yang harus diantisipasi dunia perbankan di kemudian hari. Terutama terkait sistem transaksi.

Baca Juga: Diubek-ubek KPK terkait Kasus Dana Hibah Jatim, La Nyalla: Kok Alamatnya Rumah Saya?

"Siapa pun pasti tidak mengharapkan hal ini terjadi. Bukan hanya nasabah, namun juga Pemprov DKI Jakarta. Namun untuk melihat masalah ini kita harus bijak. Bagaimanapun Bank DKI harus tetap menjadi bank kebanggaan warga Jakarta," pungkasnya.

Siap-siap Rebranding Bank DKI

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengungkapkan rencana untuk melakukan transformasi pada Bank DKI. Perubahan pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta itu nantinya mencakup perubahan nama perusahaan.

Pramono menyebut transformasi Bank DKI sebagai bagian dari langkah mewujudkan Jakarta menuju top 50 kota global. Hal ini diungkapnya saat rapat bersama jajarannya dan diunggah melalui akun Instagram pribadinya, @pramonoanungw pada Senin.

"Kami harus memikirkan untuk mengubah nama DKI ini. Apakah Bank DKI menjadi Bank Jakarta, atau Bank global, sehingga kami lakukan yang namanya re-branding," ujar Pramono.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. (Suara.com/Lilis)
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. (Suara.com/Lilis)

Ia meyakini dengan kebijakan transformasi maka akan menjadikan Bank DKI salah satu bank daerah terdepan di Indonesia.

"Dan nanti kami bangun betul-betul menjadi building-nya Bank Jakarta. Kalau itu kami lakukan, pasti bisa terbang," jelasnya.

Lebih lanjut, Pramono juga berharap agar Bank DKI dapat dikelola lebih professional dalam rangka mendukung upaya bersama dalam mewujudkan Jakarta menjadi Kota Global.

Arahan tersebut disampaikan Pramono menindaklanjuti proses pemulihan sistem yang masih sedang berlangsung hingga saat ini.

"Ada beberapa hal yang memang perlu mendapatkan perhatian yang serius. Perbankan yang hampir setiap periode selalu ada kasusnya," ungkapnya.

Sebelumnya, Pramono juga telah merespons soal layanan Bank DKI melalui aplikasi JakOne Mobile yang sempat mengalami gangguan. Dia memastikan dana nasabah Bank DKI aman. 

Sementara itu, dalam klarifikasinya, Bank DKI telah memulai proses pemulihan layanan secara bertahap. Tahap pertama yang dibuka adalah layanan ATM Off-Us, yang kembali dapat digunakan sejak hari Senin, 7 April 2025. 

Layanan ATM Bank DKI telah sepenuhnya pulih dan dapat digunakan kembali secara normal, termasuk transfer antar bank, hingga pembayaran berbagai tagihan. Bank DKI terus memantau kinerja sistem untuk memastikan layanan berjalan dengan optimal dan stabil. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI