Marak Penipuan Pakai AI, Komdigi Minta Publik Waspada: Editan Nyaris Sempurna, Banyak yang Terkecoh!

Senin, 14 April 2025 | 14:52 WIB
Marak Penipuan Pakai AI, Komdigi Minta Publik Waspada: Editan Nyaris Sempurna, Banyak yang Terkecoh!
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Nezar Patria. [Suarajogja.id/Hiskia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria mengingatkan masyarakat hati-hati akan penipuan di internet dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Pernyataan itu disampaikan oleh Nezar dalam Syawal Fest PW GP Ansor Jawa Timur di Surabaya, Minggu (13/04/2025).

Diakui Nezar, saat ini makin banyak tindak kejahatan dan penipuan menggunakan AI, misalnya pembuatan foto dan video palsu dalam bentuk deepfake.

Menyikapi fenomena tersebut, Nezar meminta masyarakat waspada terhadap berbagai aksi kriminalitas dan penipuan yang memanfaatkan teknologi AI tersebut.

"Kita bisa menyaksikan sekarang video-video yang dihasilkan oleh AI itu nyaris sempurna, banyak orang bahkan terkecoh, bukan hanya orang awam, para ekspert pun kadang-kadang terkecoh dengan video ataupun foto yang dihasilkan karena sangat mirip dengan yang asli," kata Nezar dalam keterangannya dikutip pada Senin (14/4/2025).

Nezar mengungkapkan bahwa saat ini juga ada penyalahgunaan AI dalam bentuk pemalsuan bukti transfer bank untuk menipu nasabah agar meyakini pembayaran sudah dilakukan.

Profil Lengkap Nezar Patria, Wamen Komdigi yang kantornya digeledah kejaksaan
Wamenkomdigi Nezar Patria

"Bukti transfer itu bisa dengan cepat dibuat, bahkan sampai dengan hologram yang ada di belakangnya, itu juga bisa ditiru," ungkapnya.

Dia menekankan bahwa Kementerian Komdigi telah berupaya memerangi penyalahgunaan AI melalui penerbitan Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial. Koordinasi juga dilakukan dengan OJK dan Bank Indonesia melalukan pencegahan dan mitigasi kerugian nasabah.

Nezar menjelaskan Pemerintah menggunakan beragam aturan lain untuk mencegah terjadinya kejahatan dengan teknologi AI. Di antaranya, Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (PDP), Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), dan Undang-Undang Hak Cipta.

Kendati sudah cukup banyak UU, akui Nezar kalau modus kejahatan dengan teknologi AI juga terus berkembang. Sehingga, menurutnya, masih dibutuhkan regulasi yang lebih khusus.

Baca Juga: Akui Megawati dan Prabowo Bakal Bertemu Lagi, Begini Kata Puan Maharani

"Perkembangan penggunaan AI untuk memanipulasi dan menciptakan sesuatu yang baru itu jauh lebih cepat dari peraturan-peraturan yang kita hasilkan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI