Sebanyak 14 anggota Komisi IV turut serta dalam kegiatan ini. Beberapa di antaranya, Rajiv, I Ketut Suwendra, Agus Ambo Djiwa, Dadang M. Naser, Darori Wonodipuro, T.A. Khalid, Usman Husin, Rina Sa’adah, Slamet, Riyono, dan Bambang Purwanto.
Salah satu agenda penting dari kunjungan ini adalah diskusi terbuka yang dilangsungkan di kawasan Tugu Kilometer Nol (TKN) yang membahas strategi pemanfaatan kawasan konservasi sebagai destinasi wisata dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan.
Dalam diskusi ini, Komisi IV menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat dalam menjaga kelestarian alam serta mendorong pariwisata hijau yang berorientasi pada konservasi.
Tangkap Kapal Asing di Laut Sulawesi
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap satu unit kapal ikan asing yang diduga kuat melakukan penangkapan ikan secara ilegal atau illegal fishing di Perairan Kepulauan Talaud, Laut Sulawesi.
Aksi ini dilakukan oleh speedboat pengawasan Napoleon 17 saat melakukan operasi pada Jumat (11/4/2025).
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Pung Nugroho Saksono (Ipunk), menyebutkan bahwa kapal ikan jenis pump boat dengan nama M/BCA CHRISTIAN JAME tersebut berasal dari Filipina.
“Armada pengawasan kami Napoleon 17 di bawah kendali Stasiun PSDKP Tahuna berhasil mengamankan 1 unit kapal ikan asing asal Filipina yang menangkap ikan di wilayah pengelolaan perikanan Indonesia,” ujar Ipunk, dalam keterangannya, dikutip Minggu (13/4/2025).
Ipunk menjelaskan bahwa pada saat dilakukan penghentian dan pemeriksaan, kapal jenis pump boat ini tidak memiliki dokumen perizinan dari pemerintah Indonesia. Selain itu ditemukan tangkapan ikan tuna, serta kapal diawaki oleh tiga orang berkewarganegaraan Filipina.
Baca Juga: Adopsi Pohon di Gampong Jaboi Sabang, Menhut Raja Juli: Insyaallah Banyak Orang Mau Jaga Hutan Kita
“Kapal tidak memiliki dokumen perizinan dari pemerintah Indonesia, jenisnya pump boat alat tangkap hand line dengan target tuna yang termasuk salah satu ikan bernilai ekonomis tinggi,” jelas Ipunk.