Sempat Disandera OPM 2 Hari, Kepala Dusun Muara Kum dan Istri Berhasil Dievakuasi Pakai Helikopter

Sabtu, 12 April 2025 | 18:29 WIB
Sempat Disandera OPM 2 Hari, Kepala Dusun Muara Kum dan Istri Berhasil Dievakuasi Pakai Helikopter
Anggota Satgas Damai Cartenz di Yahukimo, Papua. [Dok. Satgas Operasi Damai Cartenz]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satgas Operasi Damai Cartenz berhasil mengevakuasi Kepala Dusun Muara Kum, Daniel Nabyal dan istrinya Makdalena Olivia Masela alias Gebi.

Keduanya sempat disandera selama 2 hari oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), di Yahukimo, Papua Pegunungan.

Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhani menyebut bahwa Daniel dan Gebi devakuasi menggunakan Heli Bell Polri ke Bandara Dekai.

"Mereka sebelumnya disandera oleh kelompok KKB, namun dilepaskan setelah dua hari karena Daniel merupakan orang asli Papua, Yahukimo," kata Faizal kepada wartawan, Sabtu (12/4/2025).

Faizal memastikan, saat ini Daniel dan Gebi dalam kondisi selamat. Keduanya sedang mendapat pelayanan medis dan psikologis.

"Langsung mendapat pelayanan medis serta pendampingan trauma healing oleh tim dokter dan psikolog Satgas Operasi Damai Cartenz," ungkapnya.

Sebelumnya dilaporkan, Anggota gabungan dari pasukan TNI-Polri masih melakukan upaya penanganan terhadap insiden pembunuhan yang diduga dilakukan oleh TPNPB-OPM tersebut.

Petugas juga melakukan visum terhadap dua jenazah yang telah dievakuasi pada Kamis (10/4/2025) kemarin.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dekai dr Glent M Nurtanio mengatakan berdasarkan hasil visum, kedua jenazah mengalami luka yang mengenaskan.

Baca Juga: Masih Upayakan Evakuasi 7 Jasad Korban Penyerangan OPM di Yahukimo, Polri: Situasi Sangat Menantang!

Sebelumnya, sebanyak 11 orang di Yahukimo, Papua Pegunungan sebelumnya dilaporkan tewas diserang OPM. Mereka merupakan warga sipil yang bekerja sebagai penambang emas.

Penyerangan 2 Hari

Faizal mengatakan penyerangan yang dilakukan OPM itu terjadi selama dua hari berturut-turut, yakni pada 6-7 April 2025 di area pendulangan Lokasi 22 dan Muara Kum, Kabupaten Yahukimo.

"Informasi awal diperoleh pada 7 April 2025 malam, yang diperkuat dengan kesaksian salah satu korban selamat yang kini mengamankan diri di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat,” kata Faizal kepada wartawan, Kamis (10/4/2025).

Sebagian besar korban tewas disebut Faizal mengalami luka sabetan senjata tajam, terkena anak panah, hingga tembakan senjata api.

Selain korban tewas, sedikitnya 35 penambang emas yang berhasil menyelamatkan diri. Seluruhnya kini berada dalam pengamanan aparat TNI-Polri di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat.

“Kami sangat mengecam tindakan keji ini. Ini bukan hanya serangan terhadap warga sipil tak bersalah, tetapi juga bentuk nyata pelanggaran hak asasi manusia,” ucap Faizal.

Berdasar data terbaru dari 11 korban tewas empat jenazah di antaranya telah berhasil dievakuasi. Proses evakuasi terhadap tujuh jenazah dilanjutkan pada Sabtu, 12 April 2025 hari ini.

Evakuasi dilakukan dengan melibatkan 307 personel gabungan dari Polres Yahukimo, TNI, dan Satgas Operasi Damai Cartenz 2025.

Faizal memastikan proses evakuasi dilakukan dengan memperhatikan keselamatan seluruh personel yang bertugas di lapangan.

"Situasi di lapangan sangat menantang, namun kami tetap fokus menyelesaikan misi kemanusiaan ini dengan cepat dan hati-hati,” ungkapnya.

Desak Prabowo Setop Kirim Militer

Sementara itu, Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom telah mengklaim bahwa pihaknya bertanggung jawab sebagai pelaku penyerangan yang menewaskan 11 orang tersebut.

Dia menuding 11 korban yang tewas diserang tersebut merupakan anggota TNI yang sedang menyamar menjadi pendulang emas di wilayah operasi TPNPB.

Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menyampaikan kondisi terbaru pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang disandera. (Tangkap layar)
Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menyampaikan kondisi terbaru pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang disandera. (Tangkap layar)

Sebby menyebut penyerangan dilakukan pasukan TPNPB-OPM OPM sejak 6-8 April 2025.

“Pembunuhan tersebut dilakukan selama tiga hari berturut-turut berhasil membunuh 11 anggota Militer Pemerintah Indonesia dan tiga orang lainnya luka-luka,” ujar Sebby dalam keterangannya, Selasa (8/4).

Atas kejadian itu, Sebby mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera menarik pasukan militer Indonesia dari Papua.

“Kami sampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk segera hentikan pengiriman pasukan ke Papua untuk menjadikan mereka sebagai pendulang emas, tukang bangunan, tukang bakso dan sebagainya, dan itu kami akan bunuh,” ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI