Di Balik 'Suka Sama Suka', Bocah 11 Tahun dan Kehamilan Kakak Sepupu Gemparkan Malaysia

Denada S Putri Suara.Com
Kamis, 10 April 2025 | 20:54 WIB
Di Balik 'Suka Sama Suka', Bocah 11 Tahun dan Kehamilan Kakak Sepupu Gemparkan Malaysia
Ilustrasi kasus inses. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Penyebab Inses

Penyebab terjadinya inses sangat kompleks dan melibatkan berbagai faktor, baik individual, keluarga, maupun sosial. Beberapa faktor yang seringkali berkontribusi meliputi:

  • Dinamika Keluarga yang Disfungsional: Keluarga dengan komunikasi yang buruk, kurangnya batasan yang jelas, isolasi sosial, kekerasan dalam rumah tangga, dan pola asuh yang tidak sehat dapat menciptakan lingkungan yang rentan terhadap inses.
  • Penyalahgunaan Kekuasaan dan Kontrol: Pelaku inses seringkali adalah individu yang lebih dewasa atau memiliki posisi kekuasaan dalam keluarga dan menggunakan kekuasaan tersebut untuk mengeksploitasi anggota keluarga yang lebih lemah atau lebih muda.
  • Masalah Kesehatan Mental: Pelaku inses mungkin memiliki masalah kesehatan mental seperti gangguan kepribadian antisosial, gangguan pedofilia (dalam kasus yang melibatkan anak-anak), atau ketergantungan zat.
  • Kurangnya Pendidikan Seksual dan Pemahaman Batasan: Kurangnya pemahaman tentang batasan seksual yang sehat dan risiko hubungan seksual dengan anggota keluarga dapat menjadi faktor pemicu, terutama pada kasus yang melibatkan remaja.
  • Paparan Pornografi: Paparan konten pornografi, terutama yang menampilkan hubungan seksual tidak sehat atau eksploitatif, dapat mempengaruhi persepsi individu tentang seksualitas dan hubungan.
  • Pengaruh Zat Adiktif: Penggunaan alkohol atau narkoba dapat menurunkan inhibisi dan meningkatkan risiko perilaku impulsif, termasuk perilaku inses.
  • Trauma Masa Lalu: Pelaku inses mungkin memiliki riwayat pelecehan seksual di masa lalu, yang kemudian mereka ulangi pada orang lain.
  • Isolasi Sosial dan Kurangnya Dukungan: Keluarga yang terisolasi secara sosial dan tidak memiliki akses ke dukungan eksternal mungkin lebih rentan terhadap masalah internal seperti inses.

Dampak Inses

Dampak inses sangat merusak dan dapat bersifat jangka panjang bagi korban, pelaku, dan seluruh anggota keluarga. Beberapa dampak negatif yang umum terjadi pada korban meliputi:

  • Trauma Psikologis: Korban seringkali mengalami trauma yang mendalam, termasuk depresi, kecemasan, gangguan stres pascatrauma (PTSD), rasa bersalah, malu, dan kesulitan dalam membangun kepercayaan.
  • Masalah Emosional dan Perilaku: Korban mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur emosi, memiliki harga diri rendah, mengembangkan perilaku merusak diri sendiri, dan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat di kemudian hari.
  • Masalah Kesehatan Fisik: Korban dapat mengalami berbagai masalah kesehatan fisik akibat trauma atau infeksi menular seksual.
  • Kesulitan dalam Identitas dan Seksualitas: Inses dapat mengganggu perkembangan identitas seksual korban dan menyebabkan kebingungan atau masalah terkait orientasi seksual.
  • Kerusakan Hubungan Keluarga: Inses menghancurkan kepercayaan dan keharmonisan dalam keluarga, seringkali menyebabkan perpecahan dan isolasi.
  • Bagi pelaku, meskipun mungkin tidak merasakan dampak negatif yang sama seperti korban, mereka juga dapat mengalami masalah psikologis, sosial, dan hukum.

Aspek Hukum Inses

Di sebagian besar negara, termasuk Indonesia, inses merupakan tindakan ilegal dan dikriminalisasi.

Hukum pidana biasanya mengatur secara spesifik mengenai larangan hubungan seksual antara anggota keluarga dekat.

Sanksi hukum untuk pelaku inses bisa sangat berat, termasuk hukuman penjara yang lama, tergantung pada tingkat hubungan kekerabatan, usia korban, dan adanya unsur paksaan atau kekerasan.

Pencegahan dan Penanganan Inses

Baca Juga: Potret Lawas Faizal Hussein Pemeran Walid di Serial Bidaah, Publik Pangling dan Puji Ketampanannya

Pencegahan inses memerlukan upaya komprehensif yang melibatkan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI