Rencana Tampung Warga Gaza Tuai Pro-Kontra, Ini Wanti-wanti DPR ke Prabowo

Kamis, 10 April 2025 | 09:33 WIB
Rencana Tampung Warga Gaza Tuai Pro-Kontra, Ini Wanti-wanti DPR ke Prabowo
ILUSTRASI. Niatan Tampung Warga Gaza Tuai Pro-Kontra, Ini Alasan DPR Wanti-wanti Wacana Prabowo
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono, menyambut baik rencana Presiden RI Prabowo Subianto yang menyatakan kesiapan pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi korban luka dan anak-anak yatim piatu Palestina korban genosida Israel di Gaza.  

Namun ia mengingatkan, rencana tersebut harus dibarengi dengan rancangan yang jelas agar sesuai dengan harapan. 

"Tentu ini adalah rencana mulia dari Presiden Prabowo, dengan alasan kemanusiaan. Hanya saja, harus disertai dengan rancangan dan rencana yang jelas agar upaya ini dapat berhasil serta menghasilkan apa yang kita harapkan," kata Dave kepada wartawan, Kamis (10/4/2025). 

Menurut Dave, semua perlu dipersiapkan secara matang, dari mulai tempat tinggal hingga pelayanan apa yang akan diberikan. 

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono. (Suara.com/Bagaskara)
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono. (Suara.com/Bagaskara)

"Tentunya, mreka di sini tinggal di mana, pelayanan apa yang kita dapat berikan kepada mereka. Bagi anak-anaknya apakah disiapkan sekolah khusus, adakah pelatihan kerja untuk yang dewasa. Lalu brapa lama mreka tinggal di sini," katanya. 

Politisi Partai Golkar ini mengatakan, hal-hal tersebut harus diperhatikan dan dipersiapkan betul-betul oleh pemerintah. 

"Hal-hal tersebut adalah bagian kecil dari yang harus, disiapkan oleh pemerintah sebagai tuan rumah akan tamu-tamu kita itu," pungkasnya. 

Tuai Pro-Kontra

Rencana Presiden Prabowo untuk mengevakuasi warga Gaza korban genosida Zionis Israel ke Indonesia menuai pro-kontra. Ada yang mendukung langkah Prabowo dan juga ada yang memprotes. 

Baca Juga: Diprotes MUI, PKS Malah Dukung Wacana Prabowo Tampung Warga Gaza: Ini Beda dari Ide Gila Trump

Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebelumnya mempertanyakan sikap Presiden Prabowo Subianto yang berencana mengevakuasi 1.000 warga Gaza Palestina ke Indonesia.

Rencana evakuasi itu nampak serius lantaran Prabowo langsung berangkat ke beberapa negara Timur Tengah, di antaranya Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar dan Yordania pada Rabu (9/4) dini hari.

"Pertanyaannya untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut? Bukankah Israel dan Donald Trump sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza?" kata Wakil Ketua Umum MUI, Buya Anwar Abbas dalam keterangannya, dikutip Suara.com pada Kamis.

Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas temui Panji Gumilang di Rutan Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/8/2023). [Suara.com/Yasir]
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas temui Panji Gumilang di Rutan Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/8/2023). [Suara.com/Yasir]

Rencana pengosongan Gaza, dengan tujuan relokasi, diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai proposal perdamaian di Timur Tengah. Tetapi rencana tersebut ditentang sejumlah pihak sebagai bagian dari tipu muslihat pendudukan Israel di Gaza.

Menurut Buya Anwar, jika rencana tersebut diwujudkan, Israel bisa lebih leluasa menduduki dan menguasai wilayah Gaza. Mereka leluasa menempatkan warga negaranya ke daerah yang mereka duduki sehingga dalam waktu tertentu Gaza akan menjadi bagian dari negara Israel Raya yang mereka cita-citakan.

Buya Anwar menyampaikan kalau hal serupa sudah terjadi terhadap kota Yerussalem. Dulunya, Yerussalem dikuasai oleh rakyat Palestina. Sekarang kota tersebut sudah diduduki oleh Israel, bahkan sudah dijadikan sebagai ibu kota negaranya.

"Jadi belajar kepada sejarah, maka Indonesia dalam menghadapi manuver yang dilakukan oleh Israel tersebut harus cerdas. Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel," tegas Buya Anwar.

Beda dengan MUI yang menyatakan protes keras, elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) justru mendukung wacana Presiden Prabowo untuk menampung warga Gaza ke Indonesia.

Dukungan itu disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR RI fraksi PKS, Sukamta. Dia bahkan berharap evakuasi korban luka dan anak-anak yatim-piatu di Palestina ke Indonesia bisa segera dilaksanakan. 

Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Sukamta. (Dok: DPR)
Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Sukamta. (Dok: DPR)

"Setelah Israel melanggar secara sepihak perjanjian gencatan senjata, pengeboman terus dilakukan bahkan ditargetkan ke tenda-tenda pengungsian, petugas kemanusiaan dan wartawan. Kondisi di Gaza yang dapat kita saksikan melalui foto dan video yang beredar sangat mengerikan. Korban kembali berjatuhan, sementara sebagian besar rumah sakit hancur. Maka sangat penting untuk bisa dilakukan segera evakuasi terutama korban luka dan juga anak-anak yatim piatu," kata Sukamta kepada wartawan, Kamis.

Sukamta menilai, evakuasi korban luka dan anak-anak yatim Palestina ini perlu diupayakan oleh banyak negara termasuk Indonesia, mengingat jumlahnya yang sangat besar.

"Ada sekitar 120 ribu korban luka-luka, lebih dari 38 ribu anak yatim. Ini jumlah yang sangat besar. Perlu ada bantuan komunitas internasional untuk ikut membantu warga Gaza," ujarnya.

Wakil Ketua Fraksi PKS ini menyatakan langkah evakuasi korban luka dan anak yatim ini beda dengan ide gila Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk memindahkan warga Gaza. 

"Evakuasi ini hanya bersifat sementara untuk membantu pemulihan luka dan juga healing trauma. Jika kondisi di Gaza sudah membaik, mereka akan dikembalikan ke tanah airnya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI