Selama menjabat, Amirul tercatat tidak memiliki keterkaitan dengan dewan komisaris, pemegang saham pengendali, maupun kepemilikan saham pada Bank DKI ataupun lembaga keuangan lain.
Namun, insiden gangguan sistem digital yang mengganggu akses layanan nasabah KJP membuat posisinya dipertanyakan.
Kasus ini turut menjadi perhatian publik lantaran berdampak pada pencairan dana bantuan pendidikan. Pemprov DKI Jakarta pun serius menindaklanjuti persoalan ini hingga ke ranah hukum.
Nama Amirul Wicaksono kini masuk dalam sorotan, menyusul penyelidikan internal dan kemungkinan pemeriksaan oleh Bareskrim Polri.
Buntut Masalah Berulang Sistem Digital Bank DKI
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo mencopot Amirul Wicaksono karena gangguan layanan yang sudah terjadi tiga kali secara beruntun. Menurut Pramono, insiden yang serupa terus terulang karena sistem IT Bank DKI tidak dijaga dengan baik.
![Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. [Dok. Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/09/77620-pramono-anung.jpg)
“Ini bukan pertama kali. Sudah tiga kali dan kejadiannya hampir sama. Sistem IT Bank DKI tidak dijalankan dan dijaga sebagaimana mestinya,” ujar Pramono, dikutip dari Antara, Rabu (9/4/2025).
Sebagai pengganti, posisi Direktur IT kini dijabat oleh Direktur Umum, Agus Haryoto Widodo, dan sudah mulai aktif sejak 8 April 2025.
Pramono juga mengungkapkan bahwa dalam gangguan tersebut terjadi kebocoran dana, meskipun ia tidak menyebutkan jumlah kerugian.
“Terus terang ada kebocoran. Besaran nominalnya hanya diketahui oleh pihak direksi Bank DKI,” katanya.