Ketua DPRD DKI Ngeluh Kena Imbas Gangguan Layanan Bank DKI, Sampai Minta Anak untuk Transfer Uang

Rabu, 09 April 2025 | 18:57 WIB
Ketua DPRD DKI Ngeluh Kena Imbas Gangguan Layanan Bank DKI, Sampai Minta Anak untuk Transfer Uang
Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin. [Foto dok. PKS]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin, ikut terkena imbas dari gangguan layanan Bank DKI yang sudah terjadi sejak menjelang Hari Raya Idul Fitri 31 Maret lalu.

Khoirudin mengaku kecewa lantaran sempat kesulitan untuk melakukan transfer dari rekening Bank DKI miliknya.

Saat itu, Bank DKI menutup sementara layanan transfer antarbank dan transaksi menggunakan QRIS. Karena tak bisa kirim uang, Khoirudin sampai meminta anaknya untuk menggantikan.

“Kecewa ya kecewalah. Saya gak bisa transfer. Akhirnya saya minta tolong anak saya untuk transfer," ujar Khoirudin dalam keterangannya, Rabu (9/4/2025).

Gangguan layanan Bank DKI, sambung dia, terjadi saat masyarakat sangat membutuhkan kemudahan transaksi. Terutama selama momentum mudik dan hari raya ketika nasabah ingin memakai uang untuk berbagai kebutuhan.

Karena itu, Khoirudin meminta Manajemen Bank DKI segera menyelesaikan persoalan itu.

“Kita berharap, setelah ketemu permasalahannya apa, bisa kita selesaikan dan tidak terjadi lagi,” ucap dia.

Menurut dia, mencari tahu penyebab dari terganggunya pelayanan hingga berhari-hari sangat penting. Mengingat, banyak masyarakat yang mengandalkan Bank DKI untuk segala jenis transaksi.

“Bukan menjadi siapa yang salah, tapi diselesaikan,” tandas Khoirudin.

Baca Juga: Revolusi Digital, Transfer Uang Ke Luar Negeri Lebih Cepat dan Sampai Tepat Waktu

Meskipun, Khoirudin mengakui bahwa terdapat kesalahan oleh Bank DKI karena telah merugikan nasabah. Di sisi lain, selama ini Bank DKI merupakan salah satu BUMD terbaik lantaran memberikan dividen terbesar ke Pemprov DKI.

Karena itu, Khoirudin mengingatkan masyarakat agar tidak terpancing mengosongkan rekening di Bank DKI.

“Jangan ikuti ajakan untuk mengosongkan. Karena ini kan aset kita, aset Pemda, aset DKI. Iya, orang kadang ada salah. Ada kekurangan. Tapi jangan karena kekurangan itu gerakan mengosongkan rekeningn di Bank DKI,” pungkasnya.

Direktur IT Bank DKI Dicopot

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah mencopot Direktur IT Bank DKI, Amirul Wicaksono dari jabatannya sejak Selasa (8/4/2025). Tak hanya itu, Pramono juga meminta Divisi yang berkaitan dengan informasi dan teknologi (IT) untuk dirombak besar-besaran.

Warga melakukan transaksi pada Gerai ATM Bank DKI di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (9/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Warga melakukan transaksi pada Gerai ATM Bank DKI di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (9/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Langkah tegas diambil Pramono setelah adanya kebocoran dana di Bank DKI. Hal ini mengakibatkan aktifnya pemeliharaan sistem berujung peniadaan sejumlah layanan Bank DKI sejak malam takbiran Idul Fitri 1446 Hijriah.

Pramono mengaku tak bisa menoleransi kejadian kali ini. Apalagi kebocoran dana sudah terjadi hingga tiga kali.

"Diambil tindakan kepada Direktur IT. Karena sudah berulang kali. Ini yang ketiga kali. Dibebas tugaskan. Dan jabatan itu dirangkap oleh Direktur Umum dan mulai berlaku kemarin," ujar Pramono di Gedung DPRD DKI, Rabu (9/4/2025).

Karena melakukan perombakan total satu divisi, Pramono menyebut para pegawai dari Divisi IT Bank DKI juga dipecat seluruhnya. Nantinya akan dilakukan rekrutmen karyawan dan penggantian sandi pengaman baru.

"Saya juga sudah meminta semua orang yang selama ini punya password dan PC. Di Departemen itu semuanya diganti. Orang-orang baru yang dipilih oleh Direktur Utama yang sekarang," ungkapnya.

Selain itu politikus PDI Perjuangan ini juga akan meminta audit dari tim profesional bertaraf internasional untuk mengetahui akar dari permasalahan ini. Kasus ini juga akan dilaporkan ke Bareskrim Polri untuk diproses secara hukum.

"Kami sudah meminta kepada lembaga independen yang internasional. Nanti biar disebutkan oleh Direksi Bank DKI. Untuk melakukan audit, tracing, monitoring. Kemana saja," jelasnya.

"Bareskrim pasti akan segera mengetahui ini. Karena yang namanya apapun tentang jejak digital uang lari kemana saja. Dalam sistem sekarang pasti kelihatan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI