Suara.com - Kiai Haji (KH) Said Aqil Siradj membongkar dugaan keterlibatan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) dalam proses pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU 2021 di Lampung.
Kiai Said Aqil menyebutkan bahwa Jokowi tidak menginginkan dirinya kembali terpilih memimpin ormas Islam dengan pengikut terbesar di Indonesia itu.
Pernyataan itu disampaikan Said Aqil saat menjadi bintang tamu di kanal Youtube Akbar Faisal Uncensored yang diunggah pada 31 Maret 2025 lalu.
Kiai Said Aqil menyebut bahwa ada skenario yang disusun untuk menjegalnya dalam pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU 2021. Akhirnya, ia kalah dan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya keluar sebagai pemenang.
"Walhasil, Pak Jokowi tidak senang kalau saya terpilih lagi di NU. Maka di Lampung semua itu, yah, diatur, dan saya harus kalah," kata KH Said Aqil Siradj, dikutip Rabu (9/4/2025).
Blak-blakan Said Aqil berawal saat Akbar Faisal memancing dengan candaan Kiai Said dengan dengan kekuasaan saat ia memimpin PBNU. Klaim itu pun dibantah oleh Said Aqil.
Ia menegaskan bahwa selama memimpin PBNU, dirinya tetap menjaga jarak dengan pemerintah dan selalu bersikap kritis, baik terhadap pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Presiden Jokowi.
Bukti ketidakdekatannya dengan pemerintah terjawab saat Said Aqil kalah di Muktamar NU di Lampung pada 2021. Menurutnya, ia kalah karena tidak sehebat Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang juga pernah "dikepung" saat Muktamar NU di era Presiden Soeharto.
"Saya tidak sebesar Gus Dur. Gus Dur waktu Muktamar Cipasung tahun 1994 juga dibegitukan oleh Pak Harto. Dengan segala kekuatan, dengan segala cara," katanya.
Kiai Said Aqil mengatakan bahwa Gus Dur tidak dilibatkan saat pembukaan Muktamar NU kala itu. Bahkan, koran yang mendukung Gus Dur tidak boleh masuk ke Tasikmalaya, Kompas contohnya. Sebaliknya, media yang menjelekkan Gus Dur dibolehkan masuk.
"Pak Harto mukul bedug, Gus Dur tidak dipersilahkan ikut naik (panggung). Ketika selesai pembukaan, minum teh di tempat istirahat, Gus Dur mau bergabung nggak boleh," katanya.
"Walhasil dengan segala ancaman dan tekanan, tapi Gus Dur kuat. Tetap menang (Muktamar). Saya tidak sehebat Gus Dur," tambahnya lagi.
Sebagai penutup, Said menyampaikan peringatan keras bahwa siapa pun yang mencoba mempermainkan Nahdlatul Ulama akan menghadapi konsekuensinya.
"Ini catatan bahwa siapapun yang mempermainkan Nahdlatul Ulama, insyaallah ada balasannya," tegasnya.
Profil Said Aqil Siradj
KH Said Aqil Siradj merupakan ulama kharismatik asal Cirebon, dikenal sebagai tokoh penting dalam dunia keagamaan dan kebangsaan Indonesia.
![Kiai Said Aqil Siradj. [Dok. Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/09/26381-said-aqil-siradj.jpg)
Sosoknya melejit usai menjabat Ketua Umum PBNU selama dua periode, yakni dari tahun 2010 hingga 2021. Saat ini, ia masih aktif sebagai Mustasyar PBNU untuk periode 2022-2026.
Di luar kiprahnya di Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siradj juga pernah dipercaya menduduki jabatan strategis lain, seperti Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia.
Selain itu, ia juga Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon dan Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) serta Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK).
Lahir di Cirebon, Jawa Barat pada 3 Juli 1953, KH Said Aqil Siradj memiliki garis keturunan yang disegani. Dari jalur ayah dan ibunya, ia merupakan dzurriyah atau keturunan langsung dari Sayyidah Fatimah Az Zahra, putri Rasulullah Muhammad SAW.
Selain itu, ia juga termasuk keturunan Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo penyebar Islam di Tanah Jawa.
Perjalanan akademiknya juga mencerminkan kualitas keilmuannya. KH Said Aqil Siradj mengenyam pendidikan sarjana di Fakultas Ushuluddin Universitas King Abdul Aziz, Jeddah, serta di Institut Agama Islam Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Pendidikan magister dan doktoralnya ditempuh di Universitas Ummul Qura, Mekkah, dengan spesialisasi pada filsafat Islam dan perbandingan agama.
Penguasaannya terhadap ilmu keislaman diperoleh tak hanya dari universitas, tapi juga dari berbagai pondok pesantren ternama. Ia pernah nyantri di Ponpes Al Munawwir Yogyakarta, Ponpes Lirboyo Kediri, serta Ponpes KHAS Kempek Cirebon, yang kemudian ia asuh sendiri sebagai pimpinan.
Dalam kehidupan pribadinya, KH Said Aqil Siradj menikah dengan Hj. Nur Hayati Abdul Qodir. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai empat orang anak: Muhammad Said Aqil, Nisrin Said Aqil, Rihab Said Aqil, dan Aqil Said Aqil.