Minta Kuota Impor Dihapus, Prabowo: Siapa yang Mampu, Siapa yang Mau Impor, Silakan

Selasa, 08 April 2025 | 20:24 WIB
Minta Kuota Impor Dihapus, Prabowo: Siapa yang Mampu, Siapa yang Mau Impor, Silakan
Presiden Prabowo Subianto. (ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Kalau ada lagi implementasi yang kurang bagus, segera laporkan. Segera laporkan kita bertindak,” kata Prabowo.

Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menekankam pentingnya suatu negara membangun kemandirian ekonomi. Hal ini ia sampaikam menyusul banyak negara cemas imbas perang dagang.

Presiden Prabowo Subianto. (Suara.com/Novian)
Presiden Prabowo Subianto. (Suara.com/Novian)

Prabowo menyampaikan saat ini dunia tengah mengalami goncangan imbas peningkatan tarif impor yang diberlakukam Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. AS diketahui memberlakukan peningakatan tarif tersebut kepada banyak negara.

"Saudara-saudara apa yang terjadi sekarang goncangan dunia akibat negara ekonominya terkuat membuat kebijakan-kebijakan yang memberikan peningkatan tarif yang begitu tinggi kepada banyak negara," kata Prabowo di acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Kebijakan AS tentu membuat ketidakpastian ekonomi secara global. Menurut kepala negara banyak negara cemas imbas peningkatan tarif yang diberlakukam Trump.

"Ini bisa dikatakan menimbulkan ketidakpastian dunia. Banyak negara yang cemas," kata Prabowo.

Menurut Prabowo, ada langkah untuk memperkuat ekonomi dalam negeri yang sudah sejak dahulu disampaikan oleh para pendiri bangsa. Langkah tersebut ialah upaya membangun kemandirian ekonomi.

"Padahal sebenarnya pendiri-pendiri bangsa kita sejak dulu, termasuk saya sejak dulu. Saya sudah ingatkan mari kita bangun ekonomi kita dengan sasaran berdiri di atas kaki kita sendiri," kata Prabowo.

Tenang Hadapi Perang Dagang

Baca Juga: Siti Zuhro: Stagnasi Bisa Ancam Kredibilitas Pemerintahan Prabowo

Presiden Prabowo memastikan Indonesia tetap tenang dalam menghadapi goncangan perang dagang dan perseteruan negara-negara besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI