UEA Jatuhkan Hukuman Mati kepada Tiga Orang atas Pembunuhan Rabi Israel

Bella Suara.Com
Selasa, 08 April 2025 | 20:10 WIB
UEA Jatuhkan Hukuman Mati kepada Tiga Orang atas Pembunuhan Rabi Israel
Ilustrasi hukuman mati. (Antara/ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Uni Emirat Arab menjatuhkan hukuman mati kepada tiga orang atas pembunuhan seorang rabi Israel-Moldova yang dibunuh pada bulan November di negara Teluk tersebut, kantor berita negara WAM melaporkan.

Pengadilan Banding Federal Abu Dhabi memutuskan pembunuhan Zvi Kogan (28), dilakukan oleh para terdakwa dengan tujuan teroris.

Kogan, yang tinggal di UEA, adalah seorang perwakilan di UEA dari Chabad, sebuah kelompok Yahudi Ortodoks yang memiliki cabang di seluruh dunia dan berupaya membangun hubungan dengan orang-orang Yahudi sekuler dan non-afiliasi atau sekte Yudaisme lainnya.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam pembunuhan Kogan sebagai tindakan teroris antisemit.

Tiga terdakwa dinyatakan bersalah atas pembunuhan Kogan, sementara terdakwa keempat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup terkait pembunuhan tersebut. Hukuman mati dapat digugat melalui banding berdasarkan hukum Emirat.

Ilustrasi Rabi Yahudi (Unsplash)
Ilustrasi Rabi Yahudi (Unsplash)

Kementerian dalam negeri UEA mengatakan pada bulan November bahwa tiga orang yang ditangkap adalah warga negara Uzbekistan.

Kejahatan semacam itu jarang terjadi di UEA, yang sebagian besar dipandang sebagai salah satu tempat teraman di Timur Tengah.

Kogan telah tinggal di UEA selama beberapa tahun dan terlibat dalam kegiatan sosial untuk komunitas Yahudi di negara tersebut.

Ia dilaporkan hilang pada bulan November dan jasadnya ditemukan beberapa hari kemudian di kota Al Ain di Uni Emirat Arab yang berbatasan dengan Oman.

Baca Juga: Ikut Trend Joget Bagi THR, Maia Estianty Bantah The Penguin Dance dari Yahudi

Sebelumnya, seorang pria berkewarganegaraan ganda Israel-Moldova yang tinggal di UEA dilaporkan hilang sejak Oktober lalu, memicu peluncuran investigasi resmi oleh pihak berwenang setempat. Informasi ini disampaikan oleh Kantor Perdana Menteri Israel dalam sebuah pernyataan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI