Jurnalis Palestina Terbakar Hidup-hidup dalam Serangan Israel di Gaza

Bella Suara.Com
Selasa, 08 April 2025 | 19:30 WIB
Jurnalis Palestina Terbakar Hidup-hidup dalam Serangan Israel di Gaza
ilustrasi api, kebakaran, terbakar, dibakar. [Envato Elements]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang jurnalis Palestina, Ahmed Mansour, tewas setelah mengalami luka bakar parah dalam serangan udara Israel yang menghantam tenda media di dekat Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, Gaza selatan, pada Senin (7/4/2025).

Peristiwa memilukan ini menambah jumlah korban jiwa dalam serangan tersebut menjadi sedikitnya tiga orang, menurut laporan kantor berita resmi Palestina, WAFA.

Dalam rekaman video yang beredar luas di media sosial, terlihat Mansour, reporter dari kantor berita Palestine Today terbakar hidup-hidup saat warga sipil dan tim penyelamat berusaha menyelamatkannya.

Ahmed Mansour, reporter dari kantor berita Palestine Today terbakar hidup-hidup (x.com)
Ahmed Mansour, reporter dari kantor berita Palestine Today terbakar hidup-hidup (x.com)

Momen tragis itu menjadi potret nyata risiko ekstrem yang dihadapi para jurnalis dalam meliput konflik di Jalur Gaza.

Ahmed Mansour menjadi jurnalis ke-211 yang terbunuh sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada Oktober 2023, menurut data terbaru dari Kantor Media Pemerintah Gaza.

Kantor Media Pemerintah Gaza dalam pernyataannya mengecam keras serangan tersebut dan menyerukan solidaritas global untuk para jurnalis Palestina.

“Kami menyerukan kepada Federasi Jurnalis Internasional, Federasi Jurnalis Arab, dan semua lembaga jurnalistik di seluruh dunia untuk mengutuk kejahatan sistematis terhadap jurnalis Palestina dan pekerja media di Jalur Gaza,” demikian bunyi pernyataan resmi mereka.

Serangan terhadap wartawan dan fasilitas media di Gaza menimbulkan kekhawatiran serius mengenai pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional, termasuk Konvensi Jenewa yang melindungi pekerja sipil selama konflik bersenjata.

Meski berbagai organisasi HAM dan jurnalis internasional telah mengecam keras kekerasan terhadap jurnalis, hingga kini belum ada tanda-tanda meredanya serangan.

Baca Juga: 2 Karyawan Microsoft Dipecat karena Protes Kerja Sama AI dengan Militer Israel

Sementara itu, Perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 telah menciptakan sejarah kelam dalam dunia jurnalisme.

Menurut laporan terbaru dari Institut Watson untuk Urusan Internasional dan Publik, konflik ini telah menewaskan 232 jurnalis hingga awal April 2025 — menjadikannya perang paling mematikan bagi pekerja media yang pernah tercatat.

Laporan yang dirilis pada 1 April itu menyebut, jumlah jurnalis yang tewas di Gaza melebihi total korban dari gabungan dua Perang Dunia, Perang Vietnam, Perang Saudara Amerika, konflik di Yugoslavia, dan perang Amerika Serikat di Afghanistan.

Dengan rata-rata 13 jurnalis tewas setiap minggu, agresi militer Israel disebut telah menciptakan apa yang digambarkan lembaga tersebut sebagai "kuburan berita".

Institut Watson memperingatkan bahwa pembunuhan terhadap wartawan tidak hanya mengancam nyawa para peliput, tetapi juga merusak ekosistem informasi global.

“Reporter lokal tidak hanya menghadapi risiko besar, berdiri sendiri menghadapi kekerasan luar biasa; hal ini juga merusak liputan berita dan, sebagai hasilnya, ekosistem informasi di seluruh dunia,” tulis lembaga pemikir berbasis di Amerika Serikat itu.

Sejak laporan itu diterbitkan, korban jiwa di kalangan jurnalis terus bertambah. Pada Minggu dan Senin lalu, dua wartawan Palestina kembali tewas.

Islam Maqdad, seorang jurnalis perempuan yang meninggal bersama suami dan anaknya, serta Yousef al-Faqawi, reporter dari stasiun TV Palestine Today, yang terbunuh akibat serangan terhadap tenda media di luar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.

Serangan tersebut juga menyebabkan sembilan orang luka-luka, termasuk enam jurnalis. Dalam serangan yang sama, rekaman mengerikan menunjukkan reporter Palestine Today lainnya, Ahmed Mansour, terbakar hidup-hidup.

“Rekan saya Ahmed Mansour terbakar oleh rudal Israel dan masih dalam perawatan intensif, menderita luka bakar serius akibat penargetan tenda tempat dia duduk di kamp jurnalis di Rumah Sakit Nasser,” kata jurnalis Palestina Wael Abo Omar melalui platform X (dulu Twitter).

Sementara itu, militer Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan militan Hamas dan tidak berniat mencederai warga sipil, namun tuduhan ini dibantah oleh staf rumah sakit yang menegaskan bahwa fasilitas medis digunakan murni untuk pelayanan kesehatan.

Dalam serangan terpisah di wilayah Gaza pada hari yang sama, 15 orang lainnya dilaporkan tewas, menurut data rumah sakit setempat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI