"Kami siap bertanggung jawab atas penembakan terhadap seorang Mantan anggota Polsek Mulia di Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Dan penembakan tersebut kami lakukan, karena kami telah mengikuti korban selama beraktivitas di wilayah konflik bersenjata,” kata Enumbi, lewat keterangannya.
“Kami mengimbau kepada seluruh orang imigran Indonesia untuk segera keluar dari wilayah-wilayah konflik bersenjata di tanah Papua agar tidak menjadi korban selanjutnya. Peringatan penting terhadap warga sipil orang imigran Indonesia jika terus berkeliaran di wilayah konflik bersenjata kami akan cap sebagai agen intelejen Militer Pemerintah Indonesia,” katanya menambahkan.
Enumbi mengatakan berdasarkan informasi yang dihimpun ada dua buah helikopter milik militer telah memasuki Kampung Timopur, Distrik Sinak Barat sejak kemarin.
Ia mengklaim helicopter militer tersebut juga sempat menjatuhkan bom ke areal masyarakat sipil. Namun tidak ada korban dalam serangan tersebut.

“KOMNAS TPNPB mengimbau kepada Presiden Prabowo Subianto, Panglima TNI dan Polri agar hentikan serangan bom melalui udara terhadap warga sipil,” pungkasnya.
Cari Pelaku
Sebelumnya Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara mengatakan pihaknya hingga saat ini belum bisa memastikan kelompok KKB yang melakukan penembakan hingga menewaskan mantan Kapolsek Mulia Iptu (Purn) Djamal Renhoat.
Penembakan terjadi pada Senin malam (7/4) di kios yang juga menjadi rumah korban.
"Pelaku penembakan adalah anggota KKB, namun belum diketahui dari kelompok mana karena masih dalam penyelidikan," kata Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara, Selasa.
Baca Juga: JDP Minta Penembakan Pesawat Asian One Di Papua Diinvestigasi
Dihubungi dari Jayapura, Kapolres Puncak Jaya mengakui penyelidikan terus dilakukan.