Suara.com - Bicara Perencanaan, Prabowo: Yang Bisa Seketika Hanya Nabi Musa, Kita Manusia
Presiden Prabowo Subianto menegaskan suatu perencanana tidak bisa langsung memberikan hasil. Perlu waktu untuk melihat keberhasilam dari suatu perencanaan.
Prabowo bahkan menegaskan ia beserta jajaran kabinet di pemerintahan bukan seorang nabi, yang bisa membuktikan seketika suatu mukjizat.
Awalnya, Prabowo bercerita dirinya tidak suka omon-omon atau hanya berbicara tanpa bukti nyata. Berdasarkan hal itu, ia mengaku sudah mengumpulkam tim kecil untuk mulai bekerja sejak dirinya ditetapkan sebagai presiden terpilih oleh KPU.
"Lima bulan kita kerja terus tanpa diliput media. Kadang-kadang diliput media malah kerjanya sulit karena media ingin bukti seketika, padahal tidak ada dalam manajemen suatu usaha dalam manajemen suatu organisasi dalam menjalankan suatu proyek tidak bisa seketika," kata Prabowo dalam acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).
"Yang bisa seketika itu hanya Nabi Musa Yang punya tongkat. Kita manusia tidak bisa seketika. Semua itu adalah perencanaan," lanjut Prabowo.
Prabowo mengatakan perencanaan yang matang berdasarkan dari pengumpulan data yang benar. Setelah ada perencanaan, langkah berikutnya adalah pencarian awak untuk menjalankan rencana.
"Mencari orang untuk melaksanakan rencana itu, Rencana terbaik, gagasan terbaik, tanpa awak yang bisa melaksanakan, tidak akan berhasil. Sesudah itu baru mulai, dan sesudah perlaksanaan baru kita lihat hasil," kata Prabowo.
Prabowo menganalogikan perencanaan dan hasil ibarat menanam pohon. Perlu waktu bagi pohon untuk berbuah.
Baca Juga: Presiden Prabowo Diminta Jangan Gegabah, Indonesia Punya Kartu 'Truf' Hadapi Tarif Trump, Apa Itu?
"Nggak bisa kita tanam pohon kita minta buahnya turun lusa, tidak mungkin, ini melawan hukum alam. Kita cari benih yang bagus, kita cari tanah yang cocok, kita harus ada sumber air, kita harus ada cuaca yang baik, kita tanam, kita rawat. Baru hasilnya mungkin 5 tahun, 6 tahun," kata Prabowo.
Sadar Komunikasi Kurang Bagus
Prabowo menyadari selama pemerintahannya berjalan selama enam bulan, pihaknya tidak memiliki komunikasi yang bagus. Prabowo menilai sendiri komunikasi dari pemerintah memang dirasa kurang.
Bahkan diakui kepala negara, salah satu alasan dirinya ingin menyelenggarakan acara Sarasehan Ekonomi pada hari ini adalah ingin proaktif dalam menyampaikan kondisi terkini.
"Saya minta acara ini diselenggarakan karena saya merasa setelah kita masuki 6 bulan masa bekerjanya, pemerintah yang saya pimpin sebagai pemegang mandat dari bangsa, dari rakyat sejak tanggal 20 Oktober 2024, sudah saatnya kita lebih komunikatif, lebih proaktif dalam memberi keterangan tentang keadaan yang berlaku," kata Prabowo.
![Presiden Prabowo Subianto sebelum terbang ke Majalengka, Jawa Barat. [Cahyo - Biro Pers Sekretariat Presiden]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/07/72977-presiden-prabowo-subianto.jpg)
Kepala Negara mengakui memang komunikasi pemerintah belakangan ini kurang bagus. Ia menegaskan hal tersebut merupakan tanggung jawab dirinya.
"Saya kemarin saya sadar beberapa Minggu lalu sudah mulai sadar bahwa komunikasi dari pemerintah yang saya pimpin memang agak kurang, dan itu adalah tanggung jawab saya," kata Prabowo.
Ia lantas memberikan penjelasan penyebab komunikasi yang dilakukan pemerintah belakangan kurang bagus.
"Dan saya ingin memberi penjelasan kenapa? Karena saya mengandut filosofi evidence based performance. Jadi saya enggan bicara tanpa bukti nyata. Itu sifat saya," kata dia.
"Jadi saya harus selalu didelay, saya minta selalu didelay oleh hasil yang saya lakukan, prestasi yang saya lakukan. Demikian yang saya minta dari rekan-rekan saya yang dekat saya hanya lihat mereka dari pengabdian mereka, dari prestasi mereka, dari energi mereka, dari niat mereka," Prabowo menambahkan.
Menurut Prabowo, rakyat juga berpandangan demikian. Rakyat akan menilai berdasarkan hasil atau capaian yang telah dilakukam pemerintah.
"Saya memang sering diejek karena saya juga membuka kesempatan untuk diejek, dan saya suka, saya bilang saya tidak suka orang yang hanya omon-omon. Akhirnya omon-omon jadi apa itu? Jadi populer ya dipakai di seluruh Indonesia Iya kan? Dan saya gak suka hanya omon-omon," kata Prabowo.