PM Malaysia Serukan Persatuan ASEAN Hadapi Tarif Dagang AS yang Mengguncang Ekonomi Regional

Bella Suara.Com
Senin, 07 April 2025 | 17:44 WIB
PM Malaysia Serukan Persatuan ASEAN Hadapi Tarif Dagang AS yang Mengguncang Ekonomi Regional
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di tengah situasi ini, Malaysia dan anggota ASEAN lainnya memilih untuk tidak membalas tarif AS dengan kebijakan serupa.

Menteri Perdagangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, dalam konferensi pers menegaskan bahwa dua kesalahan tidak akan menghasilkan kebenaran.

"Kami harus tetap tenang demi mencegah eskalasi yang bisa memicu perang dagang, yang jelas tidak akan menguntungkan ekonomi global.” tegasnya.

Langkah Malaysia untuk memimpin respons kolektif ASEAN ini muncul di saat ketegangan perdagangan global meningkat.

Anwar menambahkan bahwa prioritas pemerintahannya adalah menjalin komunikasi erat dengan negara-negara tetangga untuk memastikan kawasan tetap kompetitif dan stabil di tengah guncangan ekonomi yang tak terduga ini.

Pertemuan mendatang diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan strategis yang memperkuat posisi ASEAN dalam menghadapi kebijakan proteksionisme AS.

Sejauh ini, lebih dari 50 negara telah menghubungi Gedung Putih untuk memulai perundingan perdagangan menyusul pengumuman tarif impor besar-besaran oleh Presiden AS Donald Trump, menurut Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Kevin Hassett.

Pernyataan ini disampaikan Hassett dalam wawancara di acara This Week ABC News pada hari Minggu, saat pejabat tinggi AS berupaya meredam kekhawatiran global atas kebijakan tarif yang telah mengguncang pasar saham dunia.

Tarif baru yang diumumkan Trump pada hari Rabu lalu memicu reaksi berantai, termasuk pungutan balasan dari Tiongkok dan penurunan saham AS sebesar 10% dalam dua hari—penurunan terburuk sejak krisis COVID-19 pada 2020.

Baca Juga: Mendadak Dijemput Prabowo di Bengkulu, Agung Surahman Minta Maaf: Diluar Dugaan Saya

Meski demikian, Hassett membantah tuduhan bahwa tarif tersebut merupakan bagian dari strategi untuk memaksa Federal Reserve menurunkan suku bunga dengan sengaja merusak pasar keuangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI