Jakarta Tak Lagi Jadi 'Kota Impian' Hidup Tak Lagi Nyaman, Banyak yang Pilih Pulang Kampung

Senin, 07 April 2025 | 16:12 WIB
Jakarta Tak Lagi Jadi 'Kota Impian' Hidup Tak Lagi Nyaman, Banyak yang Pilih Pulang Kampung
Ilustrasi warga saat melintas di depan tugu Monas Jakarta. ANTARA/Khaerul Izan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ibu Kota Jakarta, yang dulu selalu menjadi tujuan utama para perantau dari berbagai pelosok negeri, kini perlahan kehilangan pesonanya. Bahkan, kini Jakarta tak lagi jadi kota impian

Data terbaru menunjukkan penurunan signifikan jumlah pendatang yang masuk ke Ibu Kota pasca-Lebaran, mengindikasikan bahwa Jakarta tidak lagi menjadi tempat idaman untuk mencari peruntungan seperti masa lalu.

Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna, menyoroti pergeseran ini sebagai sinyal kuat bahwa kondisi sosial ekonomi di Jakarta semakin tidak bersahabat, bahkan untuk penduduk lama.

Menurutnya, bukan hanya angka pendatang yang menurun, tetapi jumlah warga Jakarta yang memilih hengkang ke daerah lain justru mengalami peningkatan drastis.

"Kalau kita bandingkan antara yang datang dan yang keluar dari Jakarta, angkanya menunjukkan ada hampir 321.000 orang yang pindah keluar Jakarta di tahun 2024. Ini bukan angka kecil, dan menunjukkan ada sesuatu yang berubah dalam cara masyarakat memandang Jakarta," ujar Yayat dikutip dari ANTARA Jakarta, Senin (7/4/2025).

Yayat menilai bahwa bagi sebagian besar masyarakat, terutama kelas menengah ke atas, Jakarta sudah tidak lagi nyaman.

Kepadatan yang semakin ekstrem, kemacetan yang seolah tak ada solusi, serta kualitas udara yang kian buruk menjadi alasan utama mengapa banyak orang memilih menetap di kawasan penyangga seperti Bogor, Depok, atau bahkan pulang kampung ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang biasa hidup di Kota Besar, kini kembali ke kampung halaman untuk menikmati hidup yang lebih nyaman dan murah. 

"Banyak yang merasa Jakarta makin padat, makin macet, makin polusi. Kalau biaya hidup mahal tapi kualitas hidup rendah, wajar kalau orang mulai berpikir ulang untuk tetap bertahan di sini," jelasnya.

Baca Juga: Hasil BRI Liga 1: Kalahkan Persija, Madura United Keluar dari Zona Degradasi

Tak hanya itu, faktor ekonomi menjadi pertimbangan utama. Biaya hidup di Jakarta yang tinggi, mulai dari sewa tempat tinggal hingga kebutuhan pokok, membuat banyak orang yang sebelumnya bercita-cita sukses di Ibu Kota justru mundur perlahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI