suara hijau

Solusi Anti-Mainstream Prabowo: Burung Hantu Jadi Andalan Berantas Hama Tikus di Sawah

Muhammad Yunus Suara.Com
Senin, 07 April 2025 | 15:37 WIB
Solusi Anti-Mainstream Prabowo: Burung Hantu Jadi Andalan Berantas Hama Tikus di Sawah
Ilustrasi ChatGPT burung hantu sebagai solusi alami untuk memberantas hama tikus [Suara.com/Muhammad Yunus]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Prabowo Subianto membantu pengadaan 1.000 ekor burung hantu. Untuk membantu para petani di Majalengka, Jawa Barat, dalam mengatasi serangan hama tikus yang meresahkan.

Dalam kunjungannya ke Majalengka, dalam rangka panen raya padi serentak di 14 provinsi, Presiden Prabowo mengumumkan pemberian bantuan burung hantu sebagai solusi alami untuk memberantas hama tikus yang kian merajalela.

“Kita juga harus cari obat antihama yang kita buat sendiri. Di daerah sini saya dapat laporan, hama tikus sangat pelik masalahnya, dan yang paling bagus sekarang katanya adalah burung hantu,” ujar Presiden Prabowo diikuti dalam jaringan (daring) di Jakarta, Senin 6 April 2025.

Mendengar laporan dari para petani dan pimpinan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setempat, Presiden langsung merespons cepat dengan menawarkan bantuan konkrit.

“Perlu tambahan berapa burung hantu? 1.000 ekor kali Rp150.000? Berarti Rp150 juta. Baik, saya bantu hari ini juga,” tegasnya.

Presiden Prabowo juga menekankan bahwa kebijakan dan langkah konkret seperti ini merupakan wujud kehadiran negara dalam membantu rakyat kecil.

Kepala Negara berjanji akan terus menghemat anggaran dan memastikan setiap rupiah dari uang negara dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat yang paling membutuhkan.

“Kita akan terus melakukan langkah-langkah, kebijakan-kebijakan. Saya akan berusaha sekeras tenaga agar setiap anggaran, setiap uang rakyat harus dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia,” kata Presiden.

Presiden Prabowo menyampaikan penghargaan mendalam kepada para petani sebagai tulang punggung bangsa.

Baca Juga: Mendadak Dijemput Prabowo di Bengkulu, Agung Surahman Minta Maaf: Diluar Dugaan Saya

"Para petani adalah produsen pangan. Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI," kata Presiden di hadapan ribuan petani.

Prabowo juga mengkritisi sikap sebagian elit yang dianggap belum cukup memahami pentingnya peran petani dalam keberlangsungan negara.

Ia menekankan bahwa kunci keberhasilan pembangunan bukan hanya intelektualitas, melainkan juga akal sehat dan kecintaan tulus kepada rakyat.

"Kita butuh orang pintar, tapi yang lebih penting adalah mereka yang punya akal sehat dan benar-benar cinta rakyat. Kadang orang terlalu pintar malah nggak jadi apa-apa," ucapnya diselingi canda dan tawa audiens.

Swasembada Beras

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menyebutkan panen raya yang berlangsung di Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat, merupakan bukti bahwa Indonesia mampu mewujudkan swasembada beras.

Zulhas bersama jajaran kementerian dan lembaga di bidang pangan mendampingi Presiden Prabowo Subianto memimpin kegiatan panen raya serentak bersama petani di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

"Puncak panen raya ini semakin memperkuat optimisme pemerintah bahwa Indonesia akan swasembada pangan khususnya beras," ujar Zulhas.

Menko Pangan menyampaikan panen raya ini dilakukan sebagai wujud keseriusan pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.

Diketahui, Presiden Prabowo Subianto menegaskan kembali peran vital petani dalam menjaga kedaulatan negara saat menghadiri panen raya padi serentak di 14 provinsi, yang dipusatkan di Majalengka, Jawa Barat, Senin.

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyampaikan penghargaan mendalam kepada para petani sebagai tulang punggung bangsa.

"Para petani adalah produsen pangan. Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI," kata Presiden di hadapan ribuan petani dan tamu undangan, diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta.

Kepala Negara juga mengapresiasi laporan dari beberapa daerah, termasuk Ngawi, Jawa Timur yang berhasil meningkatkan produktivitas padi dengan penggunaan pupuk yang lebih minim, sebagai langkah awal menuju pertanian yang mandiri dan berkelanjutan.

"Kita akan uji coba, cari teknik dari mana saja, dan berbagi pengalaman antardaerah. Tujuannya satu, kita bisa buat pupuk sendiri di kampung kita sendiri," ujar Presiden.

Dalam kesempatan ini, Presiden Prabowo sempat meninjau panen padi dengan menggunakan combine harvester, berdialog dengan para petani, serta menyaksikan langsung prosesi penimbangan gabah kering petani hasil panen panen raya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI