Isu Ijazah Jokowi Palsu Yang Berulang, Dokter Tifa Sebut Permainan Catur Tingkat Tinggi

Senin, 07 April 2025 | 15:20 WIB
Isu Ijazah Jokowi Palsu Yang Berulang, Dokter Tifa Sebut Permainan Catur Tingkat Tinggi
Youtube DRTF Channel [Tangkap Layar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktivis Sosial Media, Tifauzia atau Dokter Tifa mengungkap bahwa isu ijazah palsu milik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) bukanlah isu biasa.

Pasalnya, isu yang sudah beredar sejak puluhan tahun lalu ini tak kunjung menemukan titik terang.

Bahkan, isu ini bisa dikatakan sebagai salah satu isu yang selalu mengalami fase muncul dan lenyap begitu saja.

Banyak pertanyaan muncul, mengapa isu yang sudah didalami para akademisi ini hanya lewat begitu saja dan tidak ditindaklanjuti.

Menurut Dokter Tifa, isu ijazah palsu Jokowi ini merupakan senjata politik yang sengaja disimpan.

“Kenapa isu ijazah palsu Jokowi nggak pernah bener-bener dituntaskan?, kenapa selalu muncul lenyap lagi, muncul lagi lenyap lagi,” ujar Dokter Tifa, dikutip dari kanal youtubenya, Senin (7/4/25).

“Menurut saya ini bukan isu biasa. Ini senjata politik yang disimpan,” sambungnya.

Kasus ijazah palsu ini menurut Dokter Tifa bukan hanya sekedar rumor pinggiran. Pasalnya, isu ini sudah masuk dalam gugatan hukum.

Namun, realitanya para elite yang sengaja mendiamkan dan melewati kasus ini menurut Dokter Tifa sedang bermain catur politik tingkat tinggi.

Baca Juga: Belum Ada Ucapan Maaf Lebaran dari Jokowi-Gibran ke Megawati, Guntur Romli PDIP: Tak Diharapkan Juga

“Ijazah palsu ini bukan rumor pinggiran. Sudah masuk gugatan hukum, sudah masuk debat publik, bahkan sudah disuarakan oleh para akademisi dan aktivis. Tapi kenapa semua elite politik diam? Kenapa tidak ada satupun elite yang berani buka semuanya?,” ungkapnya.

“Kenapa? Karena ini permainan catur politik tingkat tinggi. Isu ini bukan untuk hari ini, tapi disiapkan sebagai senjata tunda,” tambahnya.

Isu Ijazah Sarjana (S1) milik Presiden Jokowi ini bermula dari gugatan yang dilayangkan oleh Bambang Tri Mulyono.

Penulis buku ‘Jokowi Under Cover’ ini melayangkan gugatan kepada Jokowi atas dugaan ijazah palsu ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 3 Oktober 2022.

Isu ini sontak semakin ramai di sosial media X, Ketika akun milik @DokterTifa Kembali mengunggah sejumlah dokumen termasuk ijazah S1 Jokowi.

“Almamater tercinta, UGM, memiliki tradisi menuliskan nama lulusannya, dengan TULISAN INDAH, seperti tertera pada ijazah saya. Heran saja, lulusan dengan nama Joko Widodo, mengapa ditulis Namanya scr sembarangan. Apakah UGM tdk tahu, pemilik ijazah ini kelak bakal jd Presiden ya?,” tulis @DokterTifa dalam unggahannya.

Adanya bukti yang memperkuat ijazah tersebut palsu yaitu pada penggunaan font Times New Roman.

Sementara itu, menurut Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Ova Emilia, ijazah milik Jokowi tersebut dipastikan asli.

Ova menyebut otoritas kampus sudah mengecek keaslian data dan informasi, serta dokumentasi yang masih tertata rapi.

Klarifikasi Ova ini disampaikan sebagai bentuk tanggung jawab UGM sebagai institusi penyelenggara Pendidikan tinggi kepada para alumninya.

Selain itu, keaslian ijazah Jokowi juga disampaikan Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta.

Sigit mengungkapkan bahwa format penulisan ijazah pada periode 1980-an, memang memakai tulis tangan halus, termasuk teman-teman seangkatan Jokowi yang lulus di waktu yang sama.

Sedangkan di website resmi UGM sendiri juga telah menuliskan respons terkait isu yang terus ada tiap tahun ini.

“Kita sangat menyesalkan informasi menyesatkan yang disampaikan oleh seorang dosen yang seharusnya bisa mencerahkan dan mendidik masyarakat dengan informasi yang bermanfaat,” kata Sigit, Jumat (21/3) di Kampus UGM menanggapi isu ijazah palsu Jokowi oleh seorang mantan dosen dari Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar.

Soal penggunaan Font Time New Roman pada sampul skripsi dan ijazah seperti yang dituduhkan oleh Rismon dianggap meragukan keaslian dokumen, Sigit menegaskan bahwa di tahun itu sudah jamak mahasiswa menggunakan font time new roman atau huruf yang hampir mirip dengannya, terutama untuk mencetak sampul dan lembar pengesahan di tempat percetakan.

Bahkan di sekitaran kampus UGM itu sudah ada percetakan seperti Prima dan Sanur (sudah tutup-red) yang menyediakan jasa cetak sampul skripsi.

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI