Suara.com - Harga tiket pesawat rute Surabaya-Jakarta pada Selasa (8/4/2025) berada di kisaran Rp5 juta hingga Rp7 jutaan.
Harga tiket pesawat domestik di sejumlah wilayah Indonesia juga naik gila-gilaan pada momen Lebaran tahun ini. Harga tersebut melebihi rute penerbangan ke luar negeri.
Dilihat dari aplikasi travel Traveloka, harga tiket ini berbeda dengan penerbangan sebelum dan sesudah tanggal 8 April.
![Tangkapan layar harga tiket pesawat Surabaya-Jakarta Selasa (8/4/2025). [Traveloka/Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/07/50586-harga-tiket-pesawat-surabaya-jakarta-selasa-842025.jpg)
Tanggal tersebut diketahui merupakan hari pertama jadwal masuk kerja setelah libur nasional dan cuti bersama, 31 Maret sampai 7 April 2025.
Berikut ini daftar harga tiket pesawat dari Bandara Juanda Surabaya ke Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Selasa (8/4/2025).
- Batik Air Rp5.436.000
- Garuda Indonesia Rp7.339.800
Cuti Bersama
Berdasarkan aturan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, periode libur Lebaran berlangsung selama 31 Maret sampai 7 April 2025.
Tanggal 8 April 2025 merupakan jadwal masuk kerja kembali setelah libur panjang Lebaran.
Namun khusus bagi pegawai ASN, Menteri PAN-RB mengimbau penyesuaian pelaksanaan tugas kedinasan dengan flexible working arrangement (FWA) pada 8 April 2025.
Berharap harga tiket pesawat terus turun
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Tembus Rp17 Jutaan, ke Jepang Cuma Rp5 Juta
Terpisah, pemudik yang menggunakan pesawat berharap tiket pesawat bisa lebih turun lagi setiap periode mudik Idul Fitri.
"Ya harapannya paling tidak harga pesawat kalau lagi libur Lebaran, lagi mudik, itu harganya masuk akal, dalam artian tidak begitu mahal," kata pemudik asal Balikpapan, Kalimantan, Hanif (25) kepada Antara di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu (6/4/2025).
"Meskipun saya tahu ini memang ya kalau melihat bisnisnya, pasti naik harganya," sambungnya.
Hanif berharap, pemerintah bisa lebih memperhatikan kantong masyarakat yang ingin mudik saat memberikan harga tiket pesawat.
Hal ini melihat banyaknya minat pemudik menggunakan pesawat untuk menghindari kemacetan.
"Cuma ya paling tidak masih masuk di kantong lah harganya. Menurut saya pasti banyak yang terkendala harga moda transportasi, apalagi pesawat yang lumayan mahal," ucapnya.
Hanif yang baru balik dari Balikpapan usai libur lebaran selama dua minggu lebih bersama keluarganya ini mengaku mengalami perubahan harga saat memesan tiket pesawat.
"Sejauh ini, kesulitan sih tidak ada. Cuma paling mungkin harga sih yang berubah-ubah, dan lebih mahal daripada ke luar negeri. Teman-teman yang pulang ke Aceh, itu harganya bisa berkali-kali lipat lebih mahal daripada misalnya kita ke Kuala Lumpur atau Singapura," jelasnya.
Hanif mendapatkan harga tiket pergi dari Jakarta ke Balikpapan Rp1,5 juta. Sedangkan tiket pesawat balik seharga Rp1,7 juta.
Menurut dia, kenaikan harga tiketnya itu masih batas normal meskipun biasanya dia mendapatkan harga tiket di bawah Rp1 juta pada periode normal.
"Bisa di bawah Rp1 juta biasanya, mungkin bisa dapat Rp800-900 ribu. Cuma kalau hari libur kemarin bisa sampai Rp1,5 -1,7 juta," katanya.
Hal serupa dikatakan Mayang (27) asal Bekasi yang baru saja balik dari Padang, Sumatera Barat. Mayang berharap tiket pesawat terbang saat momentum Lebaran bisa lebih terjangkau untuk mempermudah masyarakat bertemu dengan keluarganya.
"Kalau harga pesawat lebih terjangkau pasti kita juga lebih cepat sampai ke kampung halaman, setidaknya naik berapa persen saja, jangan sampai naik tinggi," sebut Mayang.
Pemerintah Indonesia telah mengumumkan adanya potongan harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik kelas ekonomi.
Diskon yang diberikan mencapai 14 persen dan berlaku mulai 1 Maret hingga 7 April 2025.
Adapun periode penerbangan yang dapat memanfaatkan potongan harga ini berlangsung dari 24 Maret hingga 7 April 2025.
Kebijakan ini diterapkan melalui insentif pajak pertambahan nilai (PPN) yang sebagian ditanggung oleh pemerintah. Dengan adanya kebijakan tersebut, penumpang hanya perlu membayar PPN sebesar 5 persen, sementara 6 persen lainnya ditanggung oleh pemerintah.
Selain itu, pemerintah juga mendukung program ini dengan menurunkan biaya operasional di 37 bandara serta menyesuaikan harga avtur guna menekan ongkos penerbangan.