Laptop, Dompet, Jaket... Semua 'Pulang'! Kisah Manis Stasiun Gambir Saat Arus Balik Lebaran

Muhammad Yunus Suara.Com
Sabtu, 05 April 2025 | 14:03 WIB
Laptop, Dompet, Jaket... Semua 'Pulang'! Kisah Manis Stasiun Gambir Saat Arus Balik Lebaran
Penumpang saat berjalan di areal Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (5/4/2025) [Suara.com/ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah riuhnya arus balik Lebaran 1446 H, Stasiun Gambir tak hanya menjadi saksi pertemuan dan perpisahan.

Di balik hiruk pikuk suara kereta dan tumpukan koper yang saling berdempetan.

Terselip kisah-kisah kehilangan—dan pertemuan kembali yang mengharukan.

Bukan hanya orang yang berpisah. Tas, dompet, jaket, hingga laptop ikut tertinggal, seakan tak ingin beranjak dari suasana Lebaran.

Namun beruntung, ada tangan-tangan tangguh dari para petugas stasiun yang tak hanya menjaga keamanan, tapi juga menjaga harapan.

Bahwa barang-barang yang hilang bisa kembali ke pelukan pemiliknya.

“Petugas kami terus bersiaga. Setiap barang yang ditemukan, sekecil apa pun itu, akan dicatat dan diamankan,” ujar Muhammad Soleh, Deputi Pengamanan Operasi Kereta Stasiun Gambir, saat ditemui di pos pengamanan.

Suaranya tenang, tapi mata dan geraknya menunjukkan betapa serius mereka menjalankan tugas ini.

Mulai dari toilet, ruang tunggu, hingga rak bagasi di dalam kereta—semuanya bisa jadi tempat ‘bersembunyi’ barang yang terlupa.

Baca Juga: Doa Arus Balik Lebaran 2025, Singkat dan Mudah Dibaca!

Tas dengan dokumen penting, dompet berisi uang tunai, gawai canggih, hingga jaket favorit adik yang terburu-buru turun dari kereta, semuanya pernah ditemukan.

Salah satunya adalah Amanda Putri. Dalam perjalanan balik dari mudik, jaket hoodie milik adiknya tertinggal di kereta Argo Lawu.

Panik, ia langsung menghubungi petugas. Tak disangka, jaket itu ditemukan dan dikembalikan.

“Saya sangat bersyukur. Petugasnya sigap, prosesnya cepat. Rasanya seperti dapat hadiah kecil di tengah lelahnya perjalanan balik,” ucap Amanda.

Wajahnya berseri, seperti banyak penumpang lain yang mengalami hal serupa.

Cerita lain datang dari seorang penumpang yang kehilangan laptop mahal di gerbong kereta.

Melalui unggahan di media sosial dan laporan cepat ke call center 121, barang itu berhasil ditemukan dan dikembalikan. Sebuah kelegaan yang tak ternilai harganya.

Soleh menjelaskan, barang temuan diklasifikasikan menjadi tiga jenis. Barang biasa seperti sepatu atau charger, barang berharga seperti laptop dan perhiasan, serta uang tunai.

Semuanya ditangani dengan cermat oleh tim di bagian Lost and Found.

“Kami punya prosedur yang jelas. Barang biasa bisa ditunggu hingga satu bulan. Kalau tidak diambil, akan diserahkan ke Dinas Sosial. Tapi untuk barang berharga, kami simpan sampai satu tahun. Kalau tak diklaim, baru diserahkan ke pihak kepolisian,” jelas Soleh.

Ada juga prosedur identifikasi yang ketat. Penumpang yang mengklaim harus bisa menunjukkan bukti-bukti kuat—mulai dari tiket, kronologi, hingga bukti visual.

Semua demi memastikan barang kembali ke tangan yang tepat.

Tak hanya itu, seluruh proses pengembalian ini tidak dipungut biaya. Semuanya gratis.

Karena bagi para petugas, mengembalikan barang yang hilang bukan sekadar tugas, tapi soal kemanusiaan.

Soal menjaga rasa percaya di tengah padatnya arus manusia yang datang dan pergi.

Selama masa arus balik Lebaran tahun ini saja, tercatat lebih dari 100 barang ditemukan di Stasiun Gambir. Sekitar 75 persen sudah kembali ke pemiliknya.

Nilai totalnya? Diperkirakan mencapai Rp1,2 miliar. Tapi nilai emosional dari setiap pengembalian itu, tak terhitung.

Di tengah lalu-lalang kaki yang cepat dan koper yang tergesa, para petugas di Stasiun Gambir tetap menyisakan ruang untuk kepedulian.

Membuktikan bahwa bahkan dalam keramaian, perhatian masih bisa tumbuh.

Dan bahwa barang yang hilang pun, jika ditangani dengan sepenuh hati, bisa pulang—bersama rasa lega, syukur, dan senyum yang tak bisa dibeli.

Seorang penumpang kereta Amanda Putri menerima pengembalian jaket hoodienya yang tertinggal di kereta Argo Lawu dari Deputi Pengamanan Operasi Kereta Stasiun Gambir Muhammad Soleh di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (4/4/2025) [Suara.com/ANTARA]
Seorang penumpang kereta Amanda Putri menerima pengembalian jaket hoodienya yang tertinggal di kereta Argo Lawu dari Deputi Pengamanan Operasi Kereta Stasiun Gambir Muhammad Soleh di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (4/4/2025) [Suara.com/ANTARA]

Puncak Arus Balik

Puncak arus balik pengguna jasa PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi I Jakarta mulai terjadi dengan jumlah penumpang mencapai lebih 50 ribu orang per hari.

"Untuk kedatangan tertinggi sementara tanggal 4 dengan jumlah 52 ribu penumpang," kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko Ixfan di Jakarta, Sabtu 5 April 2025.

Menurut dia, puncak arus balik pengguna jasa kereta api hampir merata pada akhir pekan ini. Dalam sehari jumlah penumpang bisa mencapai lebih 50 ribu orang.

Pada Jumat (4/4) tercatat sebanyak lebih 52 ribu orang turun di seluruh stasiun yang berada di Daop 1 Jakarta, mulai dari Pasar Senen, Gambir, Jatinegara, Bekasi dan lainnya.

Dari jumlah tersebut, penumpang yang turun di Stasiun Pasar Senen menjadi yang terbanyak dengan jumlah orang dalam sehari mencapai lebih 18 ribu.

"Kemudian di Stasiun Gambir 16 ribu lebih penumpang serta 17 ribu lebih tersebar di beberapa stasiun Daop 1 Jakarta," ujarnya.

Jumlah penumpang pada 4-6 April 2025 diperkirakan di atas 50 ribu penumpang dan itu menjadi puncak arus balik untuk transportasi kereta.

Pada puncak arus balik, petugas juga terus bersiaga di seluruh stasiun yang ada untuk melayani para penumpang yang baru datang.

Seorang penumpang bernama Joko memilih menggunakan transportasi kereta api karena nyaman dan aman bila dibandingkan transportasi umum lainnya.

"Kalau pulang pasti menggunakan kereta api karena lebih nyaman," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI