Konvoi Palang Merah China Ditembaki, Menlu Pastikan Bantuan Indonesia Tetap Sampai ke Myanmar

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Kamis, 03 April 2025 | 12:27 WIB
Konvoi Palang Merah China Ditembaki, Menlu Pastikan Bantuan Indonesia Tetap Sampai ke Myanmar
Menteri Luar Negeri Sugiono beserta rombongan saat mengecek kesiapan logistik bantuan kemanusiaan yang akan dikirim ke Myanmar di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (3/4/2025). (ANTARA/Andi Firdaus)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri RI (Menlu), Sugiono, mengatakan distribusi bantuan kemanusiaan dari Pemerintah Indonesia untuk rakyat Myanmar terdampak gempa bumi via jalur udara berjalan lancar.

Hal itu dikatakan Sugiono sekaligus merespons serangan militer Myanmar yang menembaki konvoi Palang Merah China yang membawa bantuan ke daerah yang dilanda gempa, pada Selasa (1/4) malam.

"Kita berkoordinasi dengan sangat baik dengan seluruh Menteri Luar Negeri ASEAN. Jadi, hambatan komunikasi tidak, karena kita sama-sama ASEAN dan kita menyampaikan bahwa mereka membutuhkan pertolongan dan bantuan," kata Sugiono usai memimpin apel pelepasan bantuan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (3/4/2025).

Kepala BNPB, Suharyanto mengabarkan, Pemerintah Myanmar akan menutup akses bantuan luar negeri secara menyeluruh mulai Jumat (5/4).

Meski demikian, kara Suharyanto, Indonesia memastikan bahwa bantuan kemanusiaan yang dikirim tetap dapat masuk ke Myanmar sebelum batas waktu yang ditetapkan.

Ia mengonfirmasi bahwa pengiriman bantuan dari Indonesia via Halim Perdanakusuma – Banda Aceh (RON) – Naypyidaw, Myanmar telah mendapat izin dari pemerintah Myanmar.

"Benar bahwa Myanmar akan menutup bantuan dari luar negeri secara maksimal besok, Jumat," kata dia.

"Sampai sekarang kita berangkat, sore ini sudah sampai di sana. Namun, untuk bantuan logistik, karena membutuhkan waktu untuk proses pengiriman dan penempatan di pesawat, baru tiba besok, tetapi pemerintah Myanmar telah mengizinkannya," Suharyanto menambahkan.

Ia menjelaskan bahwa yang akan dihentikan sepenuhnya oleh Myanmar mulai Jumat adalah kunjungan delegasi dari negara mana pun. Namun, bantuan kemanusiaan yang telah dikirim sebelum tenggat waktu tetap diperbolehkan masuk.

Baca Juga: Myanmar Berkabung: 7 Hari Masa Berkabung Nasional Usai Gempa Dasyat

Situasi di Myanmar semakin mencekam setelah gempa bumi magnitudo 7,7 yang terjadi pada 28 Maret lalu.

Selain menghadapi bencana alam, kondisi keamanan di negara tersebut juga tidak stabil akibat konflik antara militer Myanmar dan kelompok bersenjata etnis.

Pada Selasa (1/4) malam, konvoi Palang Merah China yang membawa bantuan ke daerah terdampak gempa, menjadi sasaran tembakan militer Myanmar.

Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA), kelompok bersenjata etnis yang menguasai wilayah tersebut, mengungkapkan bahwa militer Myanmar menembaki sembilan kendaraan konvoi menggunakan senapan mesin berat saat melewati Kotapraja Naung Cho di Negara Bagian Shan dalam perjalanan menuju Kota Mandalay.

TNLA menyatakan bahwa pihaknya telah memberi tahu junta militer tentang rute dan rencana pengiriman bantuan tersebut. Namun, serangan tetap terjadi.

Junta militer Myanmar membenarkan insiden tersebut, yang terjadi sekitar pukul 21.30 waktu setempat, menurut pernyataan juru bicara junta, Mayor Jenderal Zaw Min Tun.

Tak Ada WNI Jadi Korban

Sebelumnya Pemerintah Indonesia telah memastikan bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam bencana gempa bumi yang melanda Myanmar pada 28 Maret 2025.

Bangunan runtuh usai gempa di  Myanmar (x.com)
Bangunan runtuh usai gempa di Myanmar (x.com)

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri, Sugiono saat melepas bantuan kemanusiaan tahap ketiga di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis.

"Berdasarkan pemantauan dan laporan yang disampaikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Myanmar, sejauh ini belum ada laporan korban dari WNI. Kita berharap seluruh WNI yang ada di sana dalam kondisi yang baik," ujar Sugiono saat menjadi inspektur apel pelepasan bantuan.

Dalam kesempatan itu, Sugiono menyampaikan bahwa jumlah korban akibat gempa terus bertambah seiring dengan kondisi keamanan dan politik Myanmar yang belum kondusif.

Ia menyebut kekinian tercatat 2.886 orang meninggal dunia, 4.639 orang luka-luka, dan sekitar 300 orang masih dinyatakan hilang.

Bila kemudian ditemukan korban dari kalangan WNI, kata Sugiono, pemerintah akan segera memulangkan korban ke Tanah Air.

"Tentunya, saya harap tidak ada korban WNI, kita semua berharap warga negara kita semua di sana sehat-sehat dan baik-baik saja, tidak ada yang terjadi pada mereka. Kalau ada korban tentunya nanti kita sesuaikan, kita pulangkan," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI