Suara.com - Kepolisian Resor Blitar, Jawa Timur, mengusut kasus kekerasan yang diduga dilakukan seorang pria terhadap mantan istrinya di Desa Ngeni, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar.
Kasatreskrim Polres Blitar AKP Momon Suwito Pratomo mengatakan, kasus itu berawal dari korban FK (29), warga Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, bersama ibunya pergi ke rumah mantan suami, yakni EP (33) di Desa Ngeni, Kecamatan Wonotirto. Keduanya sudah bercerai sekitar lima bulan.
"Korban bersama ibunya pergi ke rumah EP yang berada di Desa Ngeni Kecamatan Wonotirto dengan tujuan untuk memulangkan A (anak dari FK dan EP), karena setelah keduanya berpisah untuk hak asuhnya diambil oleh EP sebagai bapak kandungnya," kata Kasat AKP Momon di Blitar, Rabu (2/4/2025).
Dilansir dari Antara, Momon menjelaskan saat itu korban bersama dengan ibu dan anaknya berboncengan dengan menggunakan satu unit sepeda motor Honda Beat (yang menjadi objek perselisihan waktu itu).
Korban bersama dengan ibu dan anaknya sampai di rumah tinggal orang tua EP yang berada di Desa Ngeni. Korban bersama dengan ibu dan anaknya tidak bertemu dengan EP dan hanya disambut oleh bapak dan ibu dari EP. Mereka di rumah itu sekitar 30 menit, kemudian menyerahkan A kepada orang tua dari EP.

"Selanjutnya mereka berpamitan dan akan mampir sebentar ke rumah neneknya EP, yang kebetulan rumah tinggalnya bersebelahan dengan rumah dari orang tua EP. Di rumah nenek tersebut korban bersama dengan ibunya juga hanya mampir sebentar dan selanjutnya berpamitan untuk pulang," kata dia.
Ia menambahkan, saat sudah berada di halaman depan rumah tersebut tiba-tiba EP keluar dari dalam rumah dan langsung menemui FK yang saat itu sudah dalam posisi di atas sepeda motor. Untuk ibunya masih berdiri di dekat korban.
Keduanya diketahui sempat cekcok mengenai kepemilikan satu unit sepeda motor Honda Beat tersebut. EP berkata kepada FK hendak mengambil sepeda motor tersebut, namun ditolak korban karena merasa selama ini korban yang yang membayar angsuran.
Saat itu, pelaku langsung bereaksi dengan mengambil kunci dari sepeda motor tersebut dengan cara mencabutnya. Saat itu, keduanya masih cek cok terus.
Baca Juga: Mudik Lebaran Lancar, 3 Jalur Alternatif dari Semarang ke Jombang Bebas Macet
Ibu kandung korban, Sukarti berinisiatif untuk melerainya dengan cara menepuk punggung dari pelaku, namun pelaku langsung memukul mantan mertuanya tersebut menggunakan tangan kanannya dan mengenai rahang kirinya mengakibatkan saksi terjatuh.
Saat itu, pelaku diketahui juga mengambil sabit dan membacok korban mengenai kepala bagian belakang hingga mengeluarkan darah. Korban kemudian dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.
Sedangkan pelaku saat itu juga langsung melarikan diri. Kasus ini kemudian dilaporkan polisi dan langsung ditangani.
"Kami masih melakukan pencarian dan pengejaran terhadap pelaku. Untuk motifnya pelaku cemburu terhadap korban karena harta gono gini sepeda motor Honda Beat dipakai oleh pacar korban sehingga menimbulkan pertengkaran dan pembacokan," tutur Momon.
Angka Kasus Kekerasan Perempuan 2024
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa kejahatan terhadap perempuan, anak, dan kelompok rentan yang terjadi selama 2024 mencapai 23.699 kasus.
Meski angkanya cukup fantastis, namun Sigit mengungkapkan bahwa jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2023 silam.
“Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 3.344 kasus atau 12,3 persen jika dibandingkan tahun 2023,” kata Sigit saat pemaparan capaian kinerja sepanjang 2024 di Gedung Rupatama Polri, Selasa (31/12/2024).
Sigit mengatakan, dari puluhan ribu kasus ini, 12.374 kasus atau sekitar 52,2 persen telah diselesaikan.
Paling banyak kasus didominasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), sebanyak 11.028 perkara.