"Kita lihat Mas Didit menunggu Ibu Mega dan mengingatkan kembali persahabatan antara Ibu Mega dan Pak Prabowo jadi ini Didit jadi messenger of good news kira-kira pembawa berita baik," ucapnya.
Pertemuan-pertemuan antar elit ini disebutnya terkesan biasa. Namun, Rocky menyebut adanya kemungkinan transaksi antar elit yang bisa memberikan dampak besar bagi negara.
"Kemampuan kita untuk membaca politik selalu harus juga didasarkan pada kemampuan kita untuk melihat apa yang sublim, apa yang sebetulnya halus sekali itu punya efek yang kuat nanti dalam upaya untuk membangun negeri ini," pungkasnya.
![Pengamat politik Rocky Gerung [Foto: YouTube Rocky Gerung]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/26/12701-pengamat-politik-rocky-gerung.jpg)
Pembahasan soal reshuffle
Pengamat Politik, Rocky Gerung menduga pembahasan mengenai reshuffle alias pergantian jajaran kabinet Presiden Prabowo Subianto akan tetap berlangsung. Ia meyakini terdapat berbagai pembahasan sepintas selama momen Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.
Apalagi, selama lebaran ini digelar berbagai acara open house di tingkat elit. Mulai dari open house di Istana Negara, rumah Presiden ketujuh Joko Widodo, hingga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Tentu juga dalam libur panjang ini akan ada kasak kusuk pasti itu soal reshuffle, akan ada kirim-mengirim sinyal soal siapa yang layak untuk diganti siapa yang layak untuk mengganti itu," ujar Rocky dikutip Suara.com melalui akun YouTube Rocky Gerung Official, Rabu (2/4/2025).
Menurutnya, Prabowo perlu memperhatikan berbagai situasi gaduh yang terjadi belakangan ini. Kemarahan dan kekecewaan masyarakat atas kinerja sejumlah menteri sudah terlihat di media sosial atau berbagai aksi demonstrasi.
"Itu jadi pasti nanti ada libur panjang tapi politik tidak libur apalagi Pak Prabowo berhitung semua hal," ucapnya.
Baca Juga: Didit Kunjungi Megawati Hingga Jokowi, Dasco: Cuma Silaturahmi Idul Fitri, Bawa Pesan Pak Prabowo
"Jutru dalam keteduhan liburan ini, peristiwa-peristiwa di hari-hari yang lalu, ketika komunikasi politik buruk ketika viral, terus yang mengolok-olok kekuasaan," lanjutnya menambahkan.