Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto beri pembekalan kepada para tim aju yang akan berangkat menjadi relawan ke Myanmar yang terkena gempa magnitudo 7,7SR.
Upaya itu sebagai respon dari hasil rapat tingkat menteri beberapa waktu lalu soal pemberian bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia kepada Myanmar.
Suharyanto mengapresiasi tim aju yang bersedia bertugas meninggalkan keluarga di tengah suasana lebaran.
“Di tengah-tengah masyarakat merayakan idul fitri dengan keluarga, waktu kita merayakan dengan keluarga sangat terbatas, karena harus bertugas” ucap Suharyanto dalam ketetangannya, dikutip Selasa (1/4/2025).
Tim itu berangkat pada Senin (31/3) sore menggunakan pesawat hercules dari Halim mengarah ke Banda Aceh kemudian ke Naypyidaw di Myanmar.
Pemberangkatan Tim Aju bertujuan untuk memonitor dan berkoordinasi di lokasi terdampak terkait kebutuhan bantuan tenaga profesional ataupun bantuan logistik peralatan, sehingga harapannya bantuan dari Pemerintah Indonesia akan tepat sasaran.
Tim tersebut beranggotakan perwakilan BNPB, Basarnas, TNI, kementerian dan lembaga terkait lainnya. Suharyanto yakin Tim Aju bisa bertugas dengan baik, melihat pengalaman mereka di berbagai negara sebelumnya.
“Berdasarkan pengalaman di tempat lain, tahun 2023 (bantuan kemanusiaan) Turki dan Suriah. Memberangkatkan tim dengan cuaca yang dingin sekali, itu bisa melaksanakan tugas dengan baik,” kata dia.
Sebelumnya diinformasikan bahwa Indonesia akan mengirimkan Tim Urban Search and Rescue (USAR), Emergency Medical Team (EMT), serta bantuan logistik dan peralatan untuk mendukung upaya tanggap darurat.
Baca Juga: Lebaran Pertama Jadi Wagub Jakarta, Rano Karno Gelar Open House di Rumah 'Si Doel'
BNPB turut mengoordinasikan distribusi bantuan dan kesiapan logistik, Kemenkes akan menyiapkan tenaga medis dan obat-obatan, Basarnas akan mengirimkan tim SAR dan perlengkapan penyelamatan, sementara TNI memberikan dukungan operasional dan pengamanan.
Pada hari Senin, Myanmar mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari setelah terjadi gempa bumi berkekuatan 7,7 yang mengguncang negara tersebut.
Bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang sebagai bagian dari periode berkabung, menurut laporan dari media negara, MRTV.
Jumlah korban jiwa akibat gempa yang terjadi pada Jumat (28/3) telah melebihi 1.700 orang. Selain itu, sekitar 3.400 orang mengalami luka-luka, dan 300 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, telah berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim untuk membahas dampak bencana serta upaya penyelamatan dan bantuan.
Negara-negara seperti Rusia, India, China, Thailand, UEA, PBB, dan berbagai negara lainnya juga telah mengirim tim khusus untuk pencarian dan penyelamatan serta memberikan bantuan kemanusiaan.
![Gempa berkekuatan magnitudo 7,7 guncang Myanmar dan Thailand, Jumat (28/3/2025). [X/@SiriOfficialX]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/29/94363-gempa-berkekuatan-magnitudo-77-guncang-myanmar-dan-thailand.jpg)
Korban Tewas Terus Bertambah
Jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter yang melanda Myanmar pada Jumat (28/3) terus bertambah, mencapai 1.700 orang, menurut laporan terbaru dari Dewan Administrasi Negara Myanmar pada Minggu (31/3).
Selain itu, sebanyak 3.400 orang dilaporkan terluka, sementara 300 lainnya masih dinyatakan hilang.
Kota Mandalay, yang menjadi salah satu wilayah paling parah terdampak, menghadapi situasi darurat dengan krematorium yang berjuang mengatasi lonjakan jumlah jenazah.
Sebelumnya berdasarkan laporan dari Myanmar Now pada Minggu (30/3) menyebutkan bahwa pemakaman besar seperti Kyanikan, Taung-Inn, dan Myauk-Inn kewalahan menangani tumpukan jenazah.
Seorang warga di lokasi kremasi, yang identitasnya dirahasiakan, mengungkapkan, "Kemarin kami mengkremasi lebih dari 300 jenazah, dan pagi ini lebih dari 200 sudah diproses."
Sebelumnya, sebuah gedung pencakar langit setinggi 30 lantai yang sedang dalam tahap pembangunan untuk kantor-kantor pemerintah di bagian utara Bangkok runtuh pada Jumat siang (28/3), menyisakan tumpukan puing-puing dan logam bengkok.