Di sisi lain, kegiatan salat Idul Fitri itu mendapat tanggapan positif dari para jamaah. Antispria (35), salah seorang warga setempat, memuji pengaturan jamaah yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Endang (65), seorang WNI yang berkunjung ke Jepang untuk menemui anaknya dan sempat mengikuti salat Idul Fitri di Masjid Indonesia Tokyo. Ia menghargai "panitia yang sangat teratur dalam mengatur jamaah" sehingga sangat membantunya.

5.000 jamaah salat Ied di Masjid Indonesia Tokyo
Sekitar 5.000 jemaah mengikuti salat Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah di Masjid Indonesia Tokyo pada Rabu (10/4).
“Salat dibagi menjadi enam kelompok, sehingga total jemaah tercatat mencapai 4.800 orang. Itu angka yang terdaftar saja,” ungkap Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, setelah pelaksanaan salat.
Diperkirakan jumlah peserta melebihi kuota karena jemaah terus berdatangan hingga antrean meluas ke luar area halaman masjid.
Salat Idul Fitri juga diadakan di Balai Indonesia serta koridor Sekolah Republik Indonesia Tokyo untuk menampung jemaah yang terus berdatangan hingga pukul 10.00 waktu setempat.
Awalnya, panitia Keluarga Masyarakat Muslim Indonesia (KMII) Jepang hanya menyediakan empat gelombang salat. Namun, melihat antusiasme masyarakat yang tinggi, mereka menambah menjadi dua gelombang lagi.
Heri mencatat bahwa meningkatnya jumlah jemaah didorong oleh bertambahnya warga negara Indonesia (WNI) di Jepang, yang kini jumlahnya sudah dua kali lipat dibandingkan sebelum COVID-19.
Baca Juga: Idul Fitri di Swiss: WNI di Jenewa Rayakan dengan Nuansa Kampung Halaman
“Dengan pertumbuhan jumlah WNI di Jepang yang sekarang mencapai 100.000, kami ingin mendorong warga untuk lebih intens dalam menjalin silaturahmi dan berkolaborasi di antara komunitas kita,” ujarnya.