Kemeriahan perayaan Idulfitri di Jenewa menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat Indonesia tetap menjaga nilai-nilai persatuan dan kekeluargaan, meskipun berada jauh dari tanah air.
Lebih dari 250 peserta hadir dalam acara tersebut, termasuk warga negara Indonesia (WNI), diaspora, tamu diplomatik, serta duta besar dari berbagai negara sahabat.
Kehadiran mereka mencerminkan kuatnya semangat multikulturalisme dan keterbukaan yang telah menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia, bahkan di luar negeri.
Dalam suasana penuh kehangatan, para peserta tidak hanya berbagi kebahagiaan Idulfitri, tetapi juga memperkuat hubungan sosial antarwarga dan memperkenalkan tradisi khas Indonesia kepada komunitas internasional.
Lebaran di tanah rantau menjadi lebih dari sekadar perayaan keagamaan; ia menjelma menjadi simbol kebersamaan yang melampaui batas geografis dan budaya.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan di negeri orang, momen ini menghadirkan ruang bagi warga negara Indonesia (WNI) untuk saling bertukar cerita, melepas rindu akan kampung halaman, serta menjalin silaturahmi yang erat dengan sesama.

Selain itu, perayaan Idulfitri ini juga menjadi ajang promosi budaya Indonesia di kancah internasional.
Lebaran di Jenewa bukan sekadar momentum keagamaan, tetapi juga ajang yang mempererat persaudaraan lintas budaya.
Di tengah perbedaan latar belakang dan kewarganegaraan, mereka yang hadir merasakan atmosfer khas Indonesia yang penuh keramahan dan kebersamaan.
Baca Juga: Myanmar-Thailand Diguncang Gempa, Kemlu RI: hingga saat Ini Belum Ada Korban WNI
Acara halal bihalal, ramah tamah, serta santapan khas Nusantara seperti lontong sayur, opor ayam, dan berbagai gorengan tradisional menjadi pengikat emosional bagi mereka yang merindukan suasana kampung halaman.