Macron Ultimatum Netanyahu: Serangan di Gaza Harus Dihentikan

Tasmalinda Suara.Com
Senin, 31 Maret 2025 | 17:20 WIB
Macron Ultimatum Netanyahu: Serangan di Gaza Harus Dihentikan
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) menyambut pemimpin Israel Benjamin Netanyahu
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali mengambil langkah diplomatik dengan menggelar pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (30/3/2025).

Dalam percakapan tersebut, Macron secara tegas mendesak Israel untuk menghentikan serangan militernya terhadap Jalur Gaza, yang terus menimbulkan korban jiwa dan memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Melalui pernyataannya di platform X pada Minggu malam, Macron mengungkapkan bahwa ia telah meminta Netanyahu untuk segera menghentikan agresi di Gaza.

Menurut Macron, penghentian serangan ini sangat penting agar gencatan senjata dapat segera diberlakukan kembali dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terdampak perang bisa dilakukan dengan lancar.

Prancis sangat prihatin dengan penderitaan warga sipil di Gaza yang semakin memburuk akibat konflik berkepanjangan.

Macron juga menegaskan bahwa situasi di Gaza sudah mencapai titik kritis, di mana ribuan orang telah kehilangan nyawa, sementara banyak lainnya menderita akibat kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Ia menekankan bahwa prioritas utama saat ini adalah memastikan bahwa bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza tanpa hambatan, serta mencari solusi diplomatik untuk mengakhiri eskalasi kekerasan yang terjadi.

Prancis, bersama dengan berbagai negara Eropa lainnya, terus mengintensifkan upaya diplomatik untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya di Jalur Gaza.

Seruan demi seruan telah disampaikan oleh para pemimpin Eropa, yang menegaskan pentingnya deeskalasi konflik guna mencegah semakin banyaknya korban jiwa di kalangan warga sipil.

Baca Juga: Duka di Hari Fitri: Israel Gempur Gaza di Hari Pertama Lebaran

Selain itu, mereka juga mendesak Israel agar mematuhi hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa, yang mengatur perlindungan terhadap penduduk sipil dalam situasi perang.

Namun, hingga kini, upaya diplomasi ini belum membuahkan hasil signifikan, karena Israel tetap melanjutkan operasinya dengan dalih membela diri dan menumpas kelompok bersenjata di Gaza.

Meskipun tekanan dari komunitas internasional semakin meningkat, agresi Israel terhadap Gaza masih berlangsung dengan intensitas tinggi.

Warga Palestina mengunjungi kerabat mereka yang tewas akibat serangan tentara Israel selama perang [ANTARA]
Warga Palestina mengunjungi kerabat mereka yang tewas akibat serangan tentara Israel selama perang [ANTARA]

Serangan udara, artileri, dan operasi darat terus terjadi, menyebabkan ribuan korban jiwa dan kehancuran besar-besaran di wilayah tersebut.

Sejumlah laporan dari organisasi kemanusiaan menunjukkan bahwa blokade terhadap Gaza semakin memperburuk krisis kemanusiaan, dengan banyak warga yang kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Bahkan, fasilitas kesehatan pun ikut menjadi target serangan, membuat rumah sakit di Gaza kesulitan merawat korban yang terus berdatangan.

Negara-negara Eropa, termasuk Prancis, Jerman, dan Inggris, telah menyerukan gencatan senjata segera agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza tanpa hambatan.

Namun, Israel tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan serangannya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru berulang kali menegaskan bahwa operasi militernya akan terus berlanjut hingga semua target strategis yang mereka tetapkan tercapai.

Sikap ini semakin memperburuk ketegangan di kancah internasional, di mana banyak negara mulai mempertanyakan komitmen Israel terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia.

Di tengah ketegangan yang terjadi, seruan Macron kepada Netanyahu menjadi bagian dari upaya diplomatik yang lebih luas untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya dan mencari solusi damai melalui jalur diplomasi. 

"Kami akan terus bekerja perihal rencana rekonstruksi Arab dan tindakan kembali ke cakrawala politik berdasarkan solusi dua negara yang sangat penting, sebagai satu-satunya jalan untuk membawa perdamaian dan keamanan bagi kedua bangsa," kata Macron.

Dia menekankan bahwa segala bentuk tindakan pemindahan paksa atau aneksasi bertentangan dengan perspektif ini",ujarnya.

Pada saat yang sama, Macron menegaskan kembali bahwa pembebasan semua sandera dan jaminan keamanan Israel tetap menjadi prioritas Prancis.

Dia juga mendesak Israel untuk benar-benar mematuhi gencatan senjata yang telah mereka sepakati di Lebanon.

"Tuntutan ini ditujukan kepada semua pihak," katanya.

Macron menambahkan pula bahwa mekanisme pemantauan harus diperkuat guna memulihkan kedaulatan Lebanon sepenuhnya, yang mencakup penarikan Israel sepenuhnya dari wilayah Lebanon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI