Suara.com - Hari pertama Idul Fitri 2025 yang seharusnya menjadi momen penuh kebahagiaan dan kemenangan bagi umat Muslim, justru berubah menjadi lautan duka bagi warga Palestina di Jalur Gaza.
Serangan udara yang dilancarkan Zionis Israel pada Minggu (30/3/2025) menewaskan dan melukai sejumlah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak yang tengah merayakan hari raya bersama keluarga mereka.
Ledakan demi ledakan mengguncang permukiman padat penduduk, menghancurkan rumah-rumah serta membuat suasana Lebaran yang semestinya penuh suka cita berubah menjadi kepedihan yang mendalam.
Suara takbir yang menggema di masjid-masjid bercampur dengan sirene ambulans para korban yang tertimpa reruntuhan.
Sementara dunia menyambut hari kemenangan dengan perayaan, warga Gaza justru harus berjuang bertahan hidup di tengah gempuran bom dan kepungan blokade yang semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Melansir ANTARA, serangan militer Israel terus menambah deretan korban jiwa di Jalur Gaza, tepat pada hari pertama Idul Fitri.
Di wilayah Qizan Abu Rishwan, bagian selatan Kota Khan Yunis, empat warga sipil tewas dalam serangan brutal yang menargetkan kamp pengungsian.
Serangan ini menghancurkan tempat perlindungan sementara yang seharusnya menjadi lokasi aman bagi warga yang telah kehilangan rumah mereka akibat agresi sebelumnya.
Sementara itu, di utara Jalur Gaza, sebuah serangan udara menghantam rumah keluarga Muqbel di Jabalia, menewaskan dua warga sipil dan melukai banyak lainnya.
Baca Juga: Umat Muslim Palestina Rayakan Idul Fitri 2025 di Tengah Puing dan Serangan Israel
Ledakan dahsyat menyebabkan puing-puing bangunan berhamburan.
Tim penyelamat berjuang mengevakuasi korban dengan peralatan seadanya, mengingat kondisi darurat yang semakin memburuk akibat blokade yang menghambat masuknya bantuan kemanusiaan.
Serangan demi serangan yang terus terjadi di berbagai penjuru Gaza semakin menunjukkan bahwa tidak ada tempat aman bagi warga sipil, bahkan di hari suci yang seharusnya penuh kedamaian.
Di tengah berkecamuknya serangan yang tak kunjung usai, pesawat nirawak Israel kembali menebar teror di wilayah Khirbet Al-Adas, Rafah utara, dengan menargetkan kerumunan warga sipil yang tengah berusaha mencari perlindungan.
Serangan itu menyebabkan sejumlah orang mengalami luka-luka, menambah panjang daftar korban dari konflik berkepanjangan yang telah menghancurkan kehidupan ribuan keluarga di Gaza.

Suara ledakan yang tiba-tiba menghantam kawasan tersebut membuat kepanikan meluas, memaksa warga yang masih selamat untuk berlarian mencari perlindungan di tengah puing-puing bangunan yang telah rata dengan tanah.
Sementara itu, fasilitas kesehatan di Gaza yang telah lama mengalami kelumpuhan akibat blokade Israel, semakin kewalahan menangani lonjakan korban luka yang terus berdatangan.
Berbagai sumber medis melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat agresi militer Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 kini telah mencapai angka mengerikan, yaitu 50.277 jiwa.
Angka tersebut terus bertambah setiap harinya seiring dengan serangan tanpa henti yang menghantam pemukiman warga, rumah sakit, dan kamp pengungsian.
Di saat dunia merayakan Idul Fitri dengan penuh kebahagiaan, warga Gaza justru harus menjalani hari raya dengan kesedihan mendalam, kehilangan orang-orang terkasih, dan berjuang untuk tetap bertahan di tengah kehancuran yang terus berlanjut.
Data terbaru menunjukkan lebih dari 114.095 orang mengalami luka-luka sejak serangan dimulai pada 7 Oktober 2023.
Banyak di antara mereka menderita cedera serius akibat bom, peluru tajam, dan runtuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara dan artileri.
Rumah sakit dan fasilitas medis di Gaza kini berada di ambang kehancuran, dengan persediaan obat-obatan yang semakin menipis dan tenaga medis yang kewalahan menangani jumlah pasien yang terus berdatangan.