Khotbah Idulfitri di Istiqlal Penuh Makna: Puasa Mabrur Kunci Kemajuan Indonesia

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 31 Maret 2025 | 10:07 WIB
Khotbah Idulfitri di Istiqlal Penuh Makna: Puasa Mabrur Kunci Kemajuan Indonesia
Prabowo tiba di Masjid Istiqlal (Suara.com/Novian A)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam khotbah Salat Idulfitri tingkat Kenegaraan di Masjid Istiqlal Jakarta pada Senin (31/3/2025), Guru Besar UIN Jakarta Prof. Ahmad Tholabi Kharlie menyatakan bahwa puasa yang diterima dengan baik (puasa mabrur) akan membawa Indonesia menuju kemajuan dan kesejahteraan.

Dia menjelaskan bahwa puasa yang mabrur tidak hanya membentuk individu yang saleh, tetapi juga menghadirkan moralitas Ramadan yang dapat menguatkan hubungan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

“Harapan untuk mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, negeri yang makmur dan diberkahi, harus diperjuangkan secara terus-menerus, konsisten, dan tulus dengan semangat kebaikan bersama,” ungkap Tholabi.

Sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Jakarta, ia menekankan bahwa berbagai ritual selama Ramadan memiliki dimensi baik secara pribadi maupun sosial. Dia menambahkan bahwa puasa Ramadan membentuk jiwa autentik yang dicerminkan melalui pikiran dan tindakan yang demi kebaikan dan kemaslahatan bersama.

“Puasa menghasilkan individu-individu yang menghargai proses penempaan, yang pada gilirannya dapat memperbaiki karakter individu, kelompok masyarakat, bahkan negara,” tegas Tholabi.

Prabowo tiba di Masjid Istiqlal (Suara.com/Novian A)
Prabowo tiba di Masjid Istiqlal (Suara.com/Novian A)

Pengurus PBNU ini mencatat bahwa ritual selama Ramadan memberikan efek positif bagi individu dan masyarakat. Dia menyoroti zakat, infak, dan sedekah sebagai alat yang melahirkan dampak nyata dalam aspek sosial, ekonomi, dan penegakan prinsip keadilan. “Kedermawanan dalam Islam menyampaikan pesan penting mengenai semangat kebersamaan, gotong-royong, dan keberpihakan,” jelas Tholabi.

Dia juga menambahkan bahwa instrumen tersebut sejalan dengan visi para pendiri bangsa dalam menciptakan kesejahteraan umum, yang tercermin dalam sila kedua Pancasila, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.

Sebagai guru besar hukum Islam di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, Tholabi menyatakan bahwa amaliah selama Ramadan, seperti tadarus, buka puasa, dan shalat tarawih bersama, menekankan pentingnya kohesivitas di masyarakat.

“Amaliah Ramadan mengisyaratkan bahwa kohesivitas adalah sebuah tindakan nyata yang harus diupayakan dengan serius,” jelasnya.

Baca Juga: Untung Cahyono Klarifikasi soal Isi Khutbah Kecurangan Pemilu

Dia menambahkan bahwa kebersamaan dalam berbagai ritual Ramadan menunjukkan bahwa berkah berasal dari strategis kolektif. Tholabi menegaskan bahwa untuk membangun Indonesia diperlukan persatuan dan kebersamaan dari semua elemen bangsa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI