Suara.com - Polisi Korea Selatan pada Minggu (30/3) mengumumkan penangkapan seorang pria yang diduga sebagai penyebab kebakaran hutan besar yang melanda bagian tenggara negara tersebut.
Pria berusia 56 tahun ini dituduh memicu kebakaran pada 22 Maret sekitar pukul 11.25 pagi saat melaksanakan ritual leluhur di makam keluarganya di sebuah bukit di Kabupaten Uiseong, Provinsi Gyeongsang Utara.
Kebakaran dengan cepat menyebar ke wilayah Andong, Cheongsong, Yeongyang, dan Yeongdeok selama beberapa hari akibat angin kencang dan kondisi kering, yang mengakibatkan sedikitnya 26 orang tewas di Provinsi Gyeongsang Utara.
Peristiwa tersebut juga menghancurkan sekitar 4.000 bangunan, termasuk Kuil Goun -- yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO -- serta rumah, pabrik, dan fasilitas lainnya.
![Kebakaran hutan di Uiseong, Korea Selatan. [npr.org]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/26/98218-kebakaran-hutan-di-uiseong-korea-selatan-nprorg.jpg)
Menurut pihak kepolisian, tersangka membantah semua tuduhan yang dikenakan kepadanya.
Dinas Kehutanan Korea sebelumnya mengumumkan bahwa kebakaran hutan di Provinsi Gyeongsang Utara telah berhasil dikendalikan sepenuhnya pada pukul 5 sore Jumat (28/3), sebelum kemudian kembali berkobar pada malam Sabtu.
Sekitar 48.000 hektare hutan, setara dengan 80 persen luas Seoul, telah hangus dalam kebakaran hutan terburuk dalam sejarah Korea Selatan, menurut badan kehutanan setempat.
Sementara itu, kebakaran yang bermula di Kabupaten Sancheong dan menyebar ke Taman Nasional Gunung Jiri sebagian besar telah berhasil dikendalikan pada Minggu. Namun, api sepanjang 200 meter di pinggiran taman nasional masih terus dipadamkan oleh otoritas terkait.
Untuk menangani kebakaran ini, pihak berwenang mengerahkan 50 helikopter, 1.473 personel, dan 213 kendaraan sejak dini hari. Hingga pukul 08.00, api telah berhasil dipadamkan hingga 99 persen.
Baca Juga: PM Korsel Lolos dari Pemecatan, Drama Politik Berlanjut usai Pemakzulan Presiden Yoon
Pihak kepolisian berencana melakukan penyelidikan bersama secepatnya pada pekan depan dengan berkoordinasi dengan Institut Ilmu Kehutanan Nasional, Layanan Forensik Nasional, dan otoritas pemadam kebakaran.