Waspada! MUI Ingatkan Pemudik Soal Jamu Gratis Beralkohol Tinggi di Jalur Mudik

Bahwa minuman dengan alkohol lebih dari 0,5 persen tergolong khamr, sehingga sifatnya najis dan haram dikonsumsi
Suara.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan kepada para pemudik agar hati-hati terhadap pembagian gratis jamu dengan kadar alkohol lebih dari 10 persen di beberapa titik rute mudik Lebaran.
Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) MUI mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dalam memilih produk konsumsi selama perjalanan.
Untuk menyikapi persoalan tersebut, MUI mengingatkan kembali adanya Fatwa MUI No. 10/2018 yang bertuliskan bahwa minuman dengan alkohol lebih dari 0,5 persen tergolong khamr, sehingga sifatnya najis dan haram dikonsumsi.
Munculnya isu ini juga menyoroti pentingnya kesadaran konsumen dan tanggung jawab produsen dalam memastikan produk yang dikonsumsi aman, halal, dan tidak membahayakan.
Baca Juga: Buntut Guyon Janda Semakin di Depan, Raffi Ahmad Minta Maaf: Ini Refleks
"Masyarakat diimbau untuk selalu memeriksa label produk dan memastikan kehalalannya, terutama saat dalam perjalanan mudik, demi keselamatan dan keberkahan bersama," demikian imbauan MUI melalui unggahannya di Instagram resmi, dikutip Minggu (30/3/2025).
Dalam unggahan tersebut, pemudik juga diingatkan bahayanya mengonsumsi minuman beralkohol. Kendati dalam bentuk jamu, namun kadar alkohol yang mencapai 10 persen itu telah bisa menyebabkan mabuk. Sehingga kondisi tersebut berisiko membahayakan keselamatan di perjalanan.
MUI meminta kepada setiap produsen pangan untuk wajib memberi informasi jujur soal kandungan alkohol. Pemerintah juga diingatkan agar segera menegakkan PP No. 42/2024 Pasal 110a terkait label non-halal.
MUI membagikan tips aman konsumsi produk selama diperjalanan:
- Cek kandungan dan kehalalan produk
- Jangan tergiur jamu gratis tanpa sertifikasi halal
- Hindari minuman beralkohol, terutama saat berkendara
Donasi Rp 2,1 Miliar untuk Palestina
Baca Juga: Raffi Ahmad Diduga Bercanda Vulgar di Program Ramadan, MUI Buka Suara
Sementara itu, kegiatan Safari Ramadan yang diinisiasi atas kolaborasi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang digelar pada Ramadan 1446 Hijriah ini menghasilkan donasi sebanyak Rp2.174.681.947,- yang akan disalurkan untuk masyarakat Palestina.
"Jadi, para syahid ini Alhamdulillah menghasilkan donasi yang terkumpul sebanyak Rp2.174.681.947,-," kata Ketua Baznas RI Noor Achmad dalam penutupan kegiatan Safari Ramadhan di Kantor MUI, Jakarta, Selasa lalu.
Noor menyatakan donasi masyarakat Indonesia yang dihimpun tersebut akan segera disalurkan melalui lembaga-lembaga resmi di Palestina, sebagaimana yang disampaikan Penasihat Presiden untuk Urusan Agama, Hubungan Islam sekaligus Menteri Hakim Negara Palestina Mahmoud Al-Habbash kepada Baznas RI beberapa waktu lalu.
"Kami sudah berjanji, nanti bantuan akan kita lewatkan ke lembaga-lembaga resmi," ujarnya.
Noor juga mengungkapkan dirinya mendapatkan informasi, bahwa saat ini di Palestina sudah tidak ada lagi perpecahan antara kubu Fattah dan Hamas, sehingga seluruh bantuan ini adalah untuk Palestina.
Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.
"Tentu saja, kita berharap nanti kita bisa membangun Kampung Indonesia di Palestina," ucap Noor Achmad.
Sementara, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim dalam kesempatan yang sama menjelaskan donasi masyarakat Indonesia tersebut diperoleh melalui dakwah yang dilakukan oleh enam orang syekh asal Palestina, yang melakukan dakwah sekaligus membawa misi persaudaraan di 255 titik di enam provinsi di Indonesia, yang dilakukan pada 5-24 Maret 2025.
"Alhamdulillah ini adalah berkah Ramadhan dan tentu nanti akan kita manfaatkan untuk keperluan saudara-saudara kita di Gaza khususnya dan Palestina pada umumnya," ungkapnya.
Sudarnoto menekankan upaya ini merupakan salah satu cara masyarakat Indonesia dalam menunjukkan kepeduliannya terhadap Palestina.
Oleh karena itu, melalui kegiatan ini dirinya berharap silaturahim antara Palestina dan Indonesia bisa semakin terwujud, sehingga masyarakat Indonesia bisa semakin termotivasi untuk dapat membantu masyarakat Palestina.
Diketahui, kegiatan ini merupakan bagian dari rentetan kegiatan bantuan untuk Palestina yang bertemakan "Membasuh Luka Palestina".
Adapun kegiatan Safari Ramadhan ini melibatkan enam ulama antaranya Syekh Mahmud Shiyam (di wilayah Jakarta) , Syekh Ahmad Hussain (Jawa Tengah), Syekh Umar Abdullah (Banten), Syekh Hasan Abu Thoha (Jabodetabek), Syekh Yusuf Al-Mudallal (Riau dan Sumatera Utara), serta Syekh Ali Issa Mousa (Jawa Barat).