Penampakan Kim Jong Un Awasi Langsung Uji Coba Drone Bunuh Diri Baru Berbasis AI

Denada S Putri Suara.Com
Kamis, 27 Maret 2025 | 21:49 WIB
Penampakan Kim Jong Un Awasi Langsung Uji Coba Drone Bunuh Diri Baru Berbasis AI
Penampakan Kim Jong Un Awasi Langsung Uji Coba Drone Bunuh Diri Baru Berbasis AI. [asiaone.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi langsung uji coba drone atau pesawat tanpa awak bunuh diri dengan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pada Kamis (27/03/2025).

Dalam pengawasannya itu, Kim Jong Un mengatakan senjata barunya yakni drone dan kemampuan AI harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan senjata modern.

Kehebatan dari senjata baru Kim Jong Un ini adalah pesawat pengintai tak berawak yang ditingkatkan dengan kemampuan mendeteksi berbagai target taktis dan aktivitas musuh di darat dan di laut.

"Bidang peralatan tak berawak dan kecerdasan buatan harus menjadi prioritas utama dan dikembangkan dalam memodernisasi angkatan bersenjata," ujar Kim Jong Un dalam laporan KCNA, dikutip dari Asiaone, di hari yang sama.

Kim secara terpisah memeriksa peralatan yang baru dikembangkan untuk pengintaian, pengumpulan intelijen, pengacauan elektronik, dan sistem serangan.

Saat mengawasi uji cobanya, foto-foto yang diterbitkan oleh media pemerintah menunjukkan Kim menaiki tangga menuju pintu sebuah pesawat besar dengan empat mesin dan kubah radar yang dipasang di badan pesawat.

Foto-foto juga menunjukkan pesawat drone bunuh diri itu membidik sasaran berbentuk tank lalu meledak dan terbakar.

Penampakan Kim Jong Un Awasi Langsung Uji Coba Drone Bunuh Diri Baru Berbasis AI. [Ist]
Penampakan Kim Jong Un Awasi Langsung Uji Coba Drone Bunuh Diri Baru Berbasis AI. [Ist]

Kim terlihat berjalan bersama para ajudannya dengan latar belakang pesawat nirawak yang lebih besar dari jet tempur biasa yang diparkir di landasan pacunya.

Di sisi lain, Korea Utara yang bersenjata nuklir juga secara resmi meluncurkan pesawat peringatan dini udara untuk pertama kalinya. Adapun kehebatan senjata itu adalah dapat meningkatkan sistem pertahanan udaranya yang sudah usang.

Baca Juga: Minimalis dan Modis! Intip 4 Clean Look Outfit ala Kim Su Gyeom

Dengan menggunakan citra satelit komersial, analis sebelumnya melaporkan bahwa Korea Utara sedang mengubah pesawat kargo Il-76 buatan Rusia sebagai peringatan dini.

Pesawat semacam itu akan membantu menambah sistem radar darat yang dimiliki Korea Utara, yang terkadang dibatasi oleh medan pegunungan di semenanjung, kata Institut Internasional untuk Studi Strategis London dalam sebuah laporan pada bulan September.

"Kemampuan pesawat Peringatan Dini Udara (AEW) untuk melihat ke bawah mengurangi beberapa tantangan medan dan gangguan tanah untuk melacak pesawat yang terbang rendah dan rudal jelajah," tulis laporan itu.

Namun, satu pesawat AEW tidak akan cukup, dan Korea Utara akan mengambil risiko mengalihkan sisa armada kargonya untuk membangun lebih banyak lagi, kata laporan itu.

Rusia telah menyediakan rudal anti-udara dan peralatan pertahanan udara yang tidak disebutkan jumlahnya kepada Korea Utara.

Pemberian itu merupakan imbalan atas pengerahan pasukan Pyongyang untuk membantu perang Ukraina, kata penasihat keamanan nasional Korea Selatan Shin Won-sik pada bulan November lalu.

Pasukan Korea Utara yang dikerahkan dalam perang Rusia melawan Ukraina diyakini terlibat dalam perang pesawat tak berawak atau drone, dan memperoleh pengalaman medan perang yang berharga.

Apa Itu Drone Bunuh Diri Berbasis AI?

Drone bunuh diri berbasis kecerdasan buatan (AI) adalah pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle/UAV) yang dirancang untuk melakukan serangan kamikaze terhadap target tertentu.

Berbeda dengan drone biasa yang digunakan untuk pengintaian atau serangan menggunakan rudal, drone bunuh diri akan menabrakkan diri ke sasaran dan meledak saat kontak terjadi.

Korea Utara, di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, baru-baru ini mengembangkan teknologi ini sebagai bagian dari modernisasi militernya. Drone ini dilaporkan memiliki kemampuan berbasis AI untuk:

  • Mendeteksi dan mengunci target secara otomatis, baik kendaraan lapis baja, pangkalan militer, atau infrastruktur penting.
  • Menghindari sistem pertahanan udara musuh dengan algoritma penerbangan cerdas.
  • Menyesuaikan rute penerbangan secara mandiri berdasarkan kondisi medan dan perubahan target.

Bagaimana Drone Ini Beroperasi?

  1. Peluncuran & Navigasi: Drone bunuh diri ini dapat diluncurkan dari darat, kapal, atau bahkan udara. Dengan bantuan AI, drone dapat terbang dalam mode otonom tanpa kendali langsung manusia.
  2. Pendeteksian Target: Menggunakan sensor canggih, drone dapat membedakan antara target militer dan non-militer serta memilih sasaran prioritas.
  3. Serangan Presisi: Setelah target dikunci, drone akan langsung menabraknya dan meledak, menimbulkan kerusakan besar.

Kelebihan Drone Bunuh Diri Berbasis AI

  • Efektivitas Serangan Tinggi: Drone ini tidak memerlukan pilot manusia, mengurangi risiko korban dari pihak penyerang.
  • Sulit Dideteksi: Ukurannya yang lebih kecil dan kemampuan menghindari radar membuatnya lebih sulit dihancurkan sebelum mencapai target.
  • Biaya Relatif Lebih Murah: Dibandingkan jet tempur atau rudal balistik, produksi drone lebih hemat biaya.

Dampak terhadap Keamanan Global

Pengembangan drone bunuh diri berbasis AI oleh Korea Utara meningkatkan kekhawatiran dunia, terutama di kawasan Asia Timur.

Teknologi ini dapat digunakan untuk serangan kejutan terhadap negara-negara yang dianggap sebagai musuh Korea Utara, seperti Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Selain itu, adanya kemungkinan bahwa drone ini dapat dijual atau dipasok ke kelompok bersenjata lain juga menjadi ancaman bagi stabilitas global.

Dengan semakin canggihnya teknologi militer berbasis AI, banyak negara kini berlomba mengembangkan sistem pertahanan untuk menghadapi ancaman ini.

Namun, tanpa regulasi yang jelas, penggunaan drone bunuh diri dapat menjadi faktor eskalasi konflik bersenjata di masa depan.

Kontributor : Maliana

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI