- Mendeteksi dan mengunci target secara otomatis, baik kendaraan lapis baja, pangkalan militer, atau infrastruktur penting.
- Menghindari sistem pertahanan udara musuh dengan algoritma penerbangan cerdas.
- Menyesuaikan rute penerbangan secara mandiri berdasarkan kondisi medan dan perubahan target.
Bagaimana Drone Ini Beroperasi?
- Peluncuran & Navigasi: Drone bunuh diri ini dapat diluncurkan dari darat, kapal, atau bahkan udara. Dengan bantuan AI, drone dapat terbang dalam mode otonom tanpa kendali langsung manusia.
- Pendeteksian Target: Menggunakan sensor canggih, drone dapat membedakan antara target militer dan non-militer serta memilih sasaran prioritas.
- Serangan Presisi: Setelah target dikunci, drone akan langsung menabraknya dan meledak, menimbulkan kerusakan besar.
Kelebihan Drone Bunuh Diri Berbasis AI
- Efektivitas Serangan Tinggi: Drone ini tidak memerlukan pilot manusia, mengurangi risiko korban dari pihak penyerang.
- Sulit Dideteksi: Ukurannya yang lebih kecil dan kemampuan menghindari radar membuatnya lebih sulit dihancurkan sebelum mencapai target.
- Biaya Relatif Lebih Murah: Dibandingkan jet tempur atau rudal balistik, produksi drone lebih hemat biaya.
Dampak terhadap Keamanan Global
Pengembangan drone bunuh diri berbasis AI oleh Korea Utara meningkatkan kekhawatiran dunia, terutama di kawasan Asia Timur.
Teknologi ini dapat digunakan untuk serangan kejutan terhadap negara-negara yang dianggap sebagai musuh Korea Utara, seperti Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Selain itu, adanya kemungkinan bahwa drone ini dapat dijual atau dipasok ke kelompok bersenjata lain juga menjadi ancaman bagi stabilitas global.
Dengan semakin canggihnya teknologi militer berbasis AI, banyak negara kini berlomba mengembangkan sistem pertahanan untuk menghadapi ancaman ini.
Namun, tanpa regulasi yang jelas, penggunaan drone bunuh diri dapat menjadi faktor eskalasi konflik bersenjata di masa depan.
Kontributor : Maliana
Baca Juga: Minimalis dan Modis! Intip 4 Clean Look Outfit ala Kim Su Gyeom